Soloraya
Senin, 29 Februari 2016 - 16:15 WIB

PERTANIAN BOYOLALI : Rp670 Juta Disiapkan untuk Bangun Embung Kenteng

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintas di lahan kosong milik kas desa yang rencananya dijadikan lokasi pembangunan Embung Kenteng, Cepokosawit, Sambi, Boyolali, Minggu (28/2/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali sebagian dipasok air dari embung kanteng sehingga embing itu akan segera direlokasi.

Solopos.com, BOYOLALI – Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali tahun ini akan membangun embung Kenteng di Dukuh Kenteng, Desa Cepokosawit, Sawit.

Advertisement

“Anggaran pembangunan embung baru bersumber dari APBD, APBD Provinsi, dan pusat,” ujar Kepala Dispertanbunhut Boyolali, Bambang Purwadi, Minggu (28/2/2016).

Bambang mengatakan anggaran pembangunan embung tersebut rata-rata sekitar Rp20 miliar sampai Rp30 miliar. Sementara dana yang bersumber dari APBD untuk membangun embung baru senilai Rp2 miliar.

Ia mencontohkan pembangunan embung baru yang dibiayai dana APBD Provinsi Jateng adalah Embung Kenteng, Cepokosawit yang akan dibangun tahun ini dengan anggaran sekitar Rp670 juta. Embung tersebut untuk mengairi lahan pertanian seluas 20 hektare.

Advertisement

“Lokasi pembangunan embung tersebut di tanah milik kas Desa Cepokosawit. Kami akan mengutamakan pembangunan embung baru di daerah tadah hujan,” kata dia.

Bambang mengatakan dana senilai Rp2 miliar bersumber APBD akan digunakan untuk membangun tiga embung baru. Lokasi pembangunan tiga embung baru tersebut sampai sekarang baru dilakukan survei. Rata-rata anggaran pembangunan tiga embung itu sekitar Rp260 juta.

“Kami menargetkan bulan depan survei lokasi pembangunan tiga embung baru sudah selesai dan langsung dilakukan pembangunan fisik,” ujar dia.

Advertisement

Ia mengaku mengalami kendalam soal lahan dalam merealisasikan pembangunan embung baru. Sebagian besar lahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan embung adalah tanah kas desa.

“Kami harus mendapatkan persetujuan lebih dulu dari desa setelah UU Desa disahkan. Pemkab juga tidak punya anggaran khusus untuk ganti rugi tanah,” kata dia.

Sementata itu, Kepala desa (Kades) Cepokosawit, Sawit, Slamet Raharjo, mengatakan sebagian besar lahan pertanian di Cepokosawit merupakan daerah tadah hujan. Sebagai wilayah yang memiliki lahan pertanian luas sangat membutuhkan embung untuk irigasi pertanian.
“Kami sudah menyampaikan rencana pembangunan embung yang menggunakan tanah kas desa itu ke warga. DED [detail engineering design] baru dibuat DPU [Dinas Pekerjaan Umum] Boyolali,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif