Jateng
Senin, 29 Februari 2016 - 20:50 WIB

PENANGGULANGAN TERORISME : Cegah Paham Radikalisme di Kalangan Mahasiwa, BNPT Gandeng 100 Perguruan Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BNPT, Saud Usman Nasution (kiri), bersalaman dengan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Perguruan Tinggi, Intan Ahmad, pada Dialog Pencegahan Paham Radikal di Kalangan Perguruan Tinggi se-Jateng di Gedung Prof. Soedarto Universitas Diponegoro Semarang Senin (29/2/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Insetyonoto)

Penanggulangan terorisme di kalangan mahasiswa dilakukan BNPT dengan melakukan sosialisasi ke kampus-kampus.

Semarangpos.com, SEMARANG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng 100 perguruan tinggi (PT) negeri dan swasta di Jawa Tengah (Jateng) mencegah paham radikalisme dan  Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Langkah ini dilakukan BNPT guna mencegah penyebaran paham radikalisme dan ISIS di kalangan mahasiswa.

Advertisement

Kepala BNPT, Saud Usman Nasution, mengatakan mahasiswa adalah bagian penting dari bangsa karena akan menjadi penerus bangsa di masa mendatang sehingga perlu dilakukan upaya serius untuk mencegahnya.

“Mahasiswa harus dibentengi dari pengaruh radikal, terorisme, dan ISIS,” ujar Saud pada Dialog Pencegahan Pencegahan Paham Radikal di Kalangan Perguruan Tinggi se-Jateng di Gedung Prof. Soedarto Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Senin (29/2/2016).

Dalam kesempatan itu dilakukan pandatanganan komitmen bersama pencegahan paham radikal terorisme dan ISIS di kalangan perguruan tinggi se-Jateng oleh Saud Usman, Rektor Undip, Yos Johan Utama; Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Perguruan Tinggi, Intan Ahmad; dan perwakilan mahasiswa.irjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Advertisement

Hadir dalam dialog tersebut anggota Komisi III DPR, Abdul Kadir Karding; Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nazaruddin; Sekretaris Syuriah PB Nahdlatul Ulama (NU), Abdul Ghofur Maimoen; dan mantan anggota teroris, Mahmudin Hariono.

Saud Usman lebih lanjut mengatakan terorisme bukan persoalan pelaku, jaringan, dan aksi brutal. Terorisme adalah persoalan ideologi, keyakinan, dan pemahaman yang salah tentang cita-cita yang tidak sesuai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

”Untuk itu kami mangajak kepada para akademisi dan civitas akademika di perguruan tinggi menjadi benteng utama dalam mencegah paham radikalisasi dan teroris masuk ke kampus,” bebernya.

Advertisement

Melalui dialog ini, sambung Saud Usman merupakan bagian dari kontra radikalisasi untuk membentengi generasi muda khususnya mahasiswa dari pengaruh paham radikal terorisme dan ISI yang kerap menyasar generasi muda sebagai sasarsan dan target utama.

”Dalam empat tahun terakhir, BNPT telah bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Tanah Air dengan mengadakan dialog, workshop, dan pelatihan dalam rangka menangkal penyusupan paham radikalisasi ke kampus,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif