Soloraya
Sabtu, 27 Februari 2016 - 09:30 WIB

MONUMEN 45 BANJARSARI : Ini Penyebab Lantai Monjari Solo Bengkah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana taman setelah selesai proses renovasi di Monumen 45 Banjarsari, Solo, Kamis (25/2/2016). Warga menyayangkan tidak adanya fasilitas toilet umum serta air mancur di monumen tersebut yang jarang dihidupkan. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Monumen 45 Banjarsari, DKP Solo menemukan penyebab lantai Monjari Bengkah.

Solopos.com, SOLO–Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menyebut penyebab retaknya sejumlah lantai pedestrian di seputar air mancur Taman Monumen ’45 Banjarsari (Monjari) dikarenakan material batu alam candi tidak kuat menahan entakan permainan papan seluncur (skateboard).

Advertisement

Kepala DKP Solo Hasta Gunawan mengemukakan kejadian bengkahnya sejumlah lantai berbahan batu alam candi di seputar taman air mancur terjadi akhir Desember hingga awal Januari lalu.

“Kejadian antara Desember sampai Januari lalu. Kami kecolongan saat sejumlah anak-anak muda main skateboard di sana. Lantainya tidak kuat menahan entakan yang cukup keras,” katanya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (26/2/2016).

Advertisement

“Kejadian antara Desember sampai Januari lalu. Kami kecolongan saat sejumlah anak-anak muda main skateboard di sana. Lantainya tidak kuat menahan entakan yang cukup keras,” katanya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (26/2/2016).

Hasta mengatakan pascakejadian tersebut pihaknya melarang pemanfaatan ruang publik tersebut untuk kegiatan permainan papan seluncur. Dia juga mewanti-wanti penjaga untuk tidak memperbolehkan pengunjung membawa masuk sepeda kayuh masuk ke dalam kompleks taman.

“Setelah itu sudah kami peringatkan petugas agar melarang pengunjung bermain skateboard. Sepeda atau kendaraan juga sebaiknya di luar semua agar taman terjaga dari kerusakan,” terangnya.

Advertisement

“Kami sudah menyampaikan surat kepada kontraktor kira-kira dua pekan yang lalu untuk mengganti lantai yang bengkah. Bangunan masih dalam masa pemeliharaan sampai Maret nanti. Kemungkinan dalam waktu dekat akan dikerjakan,” jelasnya.

Terkait pengoperasian air mancur yang dikeluhkan warga sering tidak menyala, Hasta mengatakan air mancur di Taman Monjari hanya dioperasikan sehari dua kali setiap pukul 06.00 WIB-08.00 WIB dan 16.00 WIB-18.00 WIB. “Tidak setiap waktu menyala memang. Hanya sehari dua kali,” ujarnya.

Disinggung soal kelengkapan toilet portabel yang sebelumnya sempat dijanjikan sebagai fasilitas penunjang ruang publik, Hasta mengatakan DKP telah menarik toilet portabel di Taman Monjari lantaran ukurannya terlalu besar dan dikhawatirkan merusak paving taman. “Yang sebelumnya kami tempatkan di sana ukurannya kebesaran. Kami akan ganti dengan yang kecil agar tidak merusak paving,” tuturnya.

Advertisement

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Solo Ginda Ferachtriawan yang telah melakukan pengecekan di Taman Monjari menuturkan penyebab retaknya sejumlah batu alam candi karena perkara teknis bangunan.

“Ini jelas bukan masalah material atau penggunaan. Saya lihat ini karena masalah teknis pengerjaan. Karena ada beberapa bagian dinding vertikal di taman yang juga sudah lepas,” katanya kepada Solopos.com, Jumat sore.

Ginda menyarankan DKP segera memanggil kontraktor pelaksana pembangunan proyek yang menelan anggaran Rp3.346.681.000 itu. “Saya lihat ada beberapa pengerjaan yang kurang rapi. Seperti posisi prasasti Taman Monjari yang seolah dikubur bangunan. Lantas ada pipa keluar yang mengarah ke tempat duduk melingkat di tepi taman. Itu bisa membuat warga tersandung nanti,” bebernya.

Advertisement

Meski mengritisi hasil pembangunan taman yang dibuka akhir Desember lalu itu, namun politikus PDIP tersebut mengapresiasi upaya DKP dan kontraktor yang masih mau menyelamatkan pohon di sekitar tempat duduk melingkar di tepi taman. “Saya lihat masih ada upaya yang baik untuk menyelamatkan pohon,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif