News
Sabtu, 27 Februari 2016 - 00:00 WIB

FENOMENA LGBT : Sujiwo Tejo: Mengutuk Orientasi Seksual Punya Karma Berat

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudjiwo Tedjo (Kaskus.co.id)

Fenomena LGBT ditanggapi oleh Sudjiwotedjo.

Solopos.com, SOLO — Budayawan Sujiwo Tejo memberikan statement-nya soal fenomena kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurutnya, mengutuk perilaku seksual menyimpang seseorang, memiliki konsekuensi berat, yang ia sebut sebagai karma.

Advertisement

Pantauan pada akun Twitter Sujiwo Tejo, Jumat (26/2/2016), hingga detik ini, ia mengaku berkecenderungan seksual normal. Namun begitu, ia tak lantas mengatakan dirinya berani bersumpah akan seterusnya demikian, atau kemudian mengutuk kaum LGBT.

Pandangan Sujiwo Tejo soal fenomena LGBT ini ia tuangkan dalam kicaunnya di Twitter, lewat tanda pagar (tagar) #karma. Budayawan tersebut mengimbau kepada publik untuk tidak begitu saja mengutuk atau memandang sebelah mata kaum LGBT.

Advertisement

Pandangan Sujiwo Tejo soal fenomena LGBT ini ia tuangkan dalam kicaunnya di Twitter, lewat tanda pagar (tagar) #karma. Budayawan tersebut mengimbau kepada publik untuk tidak begitu saja mengutuk atau memandang sebelah mata kaum LGBT.

“Sampai detik ini aku hetero. Entah nanti-nanti. Aku tak berani bersumpah tetap di situ, pun tak berani mengutuk yg bukan itu. #karma,” tulis @sudjiwotedjo.

Sujiwo Tejo, pelantun Anyam Anyam Nyaman tersebut mengungkapkan, selama 53 tahun hidup, ia berkesimpulan tindakan mengutuk kecenderungan seksualitas seseorang berpotensi mengundang karma.

Advertisement

“Ya, sepanjang 53 tahun kesaksian hidupku, orientasi seksual termasuk 1 dari 3 hal yg #karma -nya berat kalau kita main kutuk,” lanjut Sujiwo Tejo.

Tak cukup sampai di situ, Sujiwo Tejo juga menuliskan pandangannya tentang ayat suci yang membahas perkara kaum LGBT ini.

“Aku berpikir bahwa ada ayat tertulis yg jelas, ada ayat tertulis yg artinya tersembunyi…Dr situ aku yakin tiap agama percaya #karma,” tulis @sudjiwotedjo.

Advertisement

“Bagiku, bila Kitab Suci bertentangan dgn fakta, mungkin krn tafsir kita terhadap fakta salah, atau tafsir kita terhadap KS salah..atau 22nya,” tulis @sudjiwotedjo.

Dalam kicauan Sujiwo Tejo, ia mengungkapkan tak sepakat dengan pihak yang menggaungkan kebencian terhadap kaum LGBT.

“Kalau LBGT mau direhab, silakan. Mau dipidana monggo kalau itu dianggap baik..tp tidak dengan kebencian apalagi main kutuk..#karma,” tulis @sudjiwotedjo.

Advertisement

“Mau bukti? Silakan kutuk LGBT sekarang…abis itu lihat apa yang akan terjadi pada dirimu atau anak keturunanmu..#karma,” tulis @sudjiwotedjo.

Kicauan Sujiwo Tejo soal LGBT ini bersamaan dengan memanasnya perang twit (twitwar) antara mantan Menkominfo era SBY, Tifatul Sembiring dengan sutradara kondang Tanah Air Joko Anwar.

Melalui akun Twitter Tifatul, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengutip hadis Rasul untuk kultwit renungan Jumat.

#RenunganJumat: Nabi saw bersabda: siapa yang kalian dapati mengerjakan perbuatan kaum Luth [homoseksual], maka bunuhlah..~HR. Ahmad,” tulis Tifatul, Jumat pagi.

Cuitan Tifatul ini menyulut reaksi keras dari pihak yang tak setuju dengannya. Menurut sebagian pihak, kultwit Tifatul sengaja ditulis untuk menyebarkan kebencian kepada kaum LGBT atau yang disebut sebagai hate speech.

Joko Anwar pun tak segan-segan memention Tifatul dan menuliskan imbauan soal hate speech.

“Hai @tifsembiring, selamat akan tersangkut hate speech. Silahkan telat pil anda sendiri. Salam,” tulis @jokoanwar.

Tak hanya Joko Anwar, dua public figure, yaitu Wakil Ketua Komite 3 DPD RI, Fahira Fahmi Idris dan penganut paham Islam liberal, Akhmad Sahal pun turut menanggapi kicauan Tifatul. Fahmi berpendapat kaum LGBT bukan untuk dibenci dan dijauhi, tapi dibina. Sementara Akhmad Sahal melawan kicauan Tifatul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif