Teknologi
Sabtu, 20 Februari 2016 - 19:00 WIB

BELANJA ONLINE : Ini Alasan Orang Indonesia Enggan Berbelanja Online

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi belanja online (analisadaily.com)

Belanja online saat ini menjadi gaya hidup baru. Tapi orang Indonesia saat ini masih enggan berbelanja online, mengapa?

Solopos.com, JAKARTA — Saat ini jumlah orang Indonesia yang menggunakan layanan e-commerce sudah cukup besar, yakni sekitar 10 juta orang. Namun nyatanya, jumlah tersebut belum sebanding dengan jumlah pengguna Internet di Tanah Air yang mencapai 80 juta-90 juta orang.

Advertisement

Oleh sebab itu, gap antara dua hal tersebut jelas menjadi potensi pasar yang sangat besar. Hal itu diungkapkan oleh Managing Director Facebook Southeast Asia, Kenneth Bishop, saat pertemuan perdana Lingkar Kemang, di Kantor Bukalapak di Jakarta, Kamis (17/2/2016).

Dari situ, Facebook kemudian melakukan riset berkaitan dengan batasan yang membuat orang Indonesia masih enggan berbelanja online. Hasilnya, ditemukan batasan yang menjadi faktor orang Indonesia enggan bertransaksi online adalah sistem pembayaran dan masalah kepercayaan.

Advertisement

Dari situ, Facebook kemudian melakukan riset berkaitan dengan batasan yang membuat orang Indonesia masih enggan berbelanja online. Hasilnya, ditemukan batasan yang menjadi faktor orang Indonesia enggan bertransaksi online adalah sistem pembayaran dan masalah kepercayaan.

“Ini adalah hal unik yang kami temukan di Indonesia. Dua batasan yang berpengaruh terhadap e-commerce adalah masalah kepercayaan dan belum semua orang memiliki kartu kredit atau debit,” ujar Bishop.

Menurutnya, hal itu menarik, sebab apabila dibandingkan dengan negara lain yang lebih matang dalam e-commerce, semisal Korea Selatan.

Advertisement

Lebih lanjut, Bishop juga mengungkapkan masalah kepercayaan juga menjadi faktor utama seseorang di Indonesia memilih tempat berbelanja online. Lebih dari separuh responden memilih tempat belanja online yang sudah dianggap tepercaya, ketimbang layanan pelanggan yang baik atau keaslian barang.

Sementara itu, dari riset tersebut juga ditemukan dua faktor yang memengaruhi seseorang memilih layanan e-commerce yang dianggap tepercaya. Pelaku e-commerce yang bisa dikategorikan tepercaya adalah penjual yang menjual barang asli dan mendukung pembayaran yang aman.

Oleh karena itu, Bishop mengatakan sebuah merek perlu terus menjaga kepercayaan pelanggannya. Hal ini penting sebab kepercayaan adalah faktor utama dan berhubungan langsung dengan citra sebuah produk.

Advertisement

Salah satu online marketplace asal Indonesia, Bukalapak, membentuk forum diskusi Lingkar Kemang dengan mengangkat tema From Numbers to Emotion sebagai acara diskusi pertama.

Berawal pada Desember 2015 lalu saat mengadakan forum diskusi, CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky, kemudian terinspirasi untuk membuat forum diskusi lebih luas lagi.

“Pada Desember lalu, Bukalapak.com membuat forum diskusi, namun pada saat itu belum menggunakan nama Lingkar Kemang, kata Achmad Zaky, dikutip dari Kantor Berita Antara, Sabtu.

Advertisement

“Sejarahnya, pada saat makan siang mengobrol ingin membuat acara tidak hanya internal Bukalapak, tapi ingin menularkan semangat berbagi,” sambung dia.

Forum diskusi tersebut merupakan wadah berkumpulnya anak-anak muda yang ingin meningkatkan kapasitas diri mereka, yang menurut Zaky merupakan kunci Indonesia ke depannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif