Jateng
Rabu, 17 Februari 2016 - 10:50 WIB

INFRASTRUKTUR SEMARANG : Talut Senilai Rp17 Miliar Bertahan Satu Bulan, Ketua DPRD Geram

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi (kiri), dan Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono (kanan), saat meninjau talud yang jebol di Sungai Tlogosari, Kota Semarang, Selasa (16/2/2016). Talud di Sungai Tlogosari ini jebol meski pembangunannya baru selesai dikerjakan Desember 2015 lalu. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos)

Infrastruktrur Semarang, yakni talud dan betonisasi jalan di Tlogosari yang baru selesai dikerjakan satu bulan lalu jebol.

Semarangpos.com, SEMARANG – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Supriyadi, geram melihat jebolnya talud dan rusaknya betonisasi jalan di pingiran Sungai Tlogosari, Semarang. Kondisi ini tak lain karena usia pembangunan talud dan betonisasi itu baru berusia seumur jagung, yakni satu bulan.

Advertisement

Sebelum jebol, kerusakan talud dan betonisasi ini sebenarnya sudah diindikasi oleh warga. Bahkan, salah seorang warga sempat mengunggah kerusakan talut dan betonisasi itu dalam media sosial Facebook di Grup Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar), Senin (15/2/2016).

Mereka kecewa dengan pengerjaan infrastruktur di daerahnya yang belum satu bulan sudah retak-retak. Kekesalan mereka semakin menjadi setelah talut di bantaran Sungai Tlogosari itu jebol pada Selasa (16/2/2016).

“Melihat kondisi ini kami merasa kalau pengerjaannya asal-asalan dan terkesan asal jadi. Kedepan, kontraktor kami minta jangan hanya mengejar untung besar, tapi juga melihat pengerjaannya,” ujar Supriyadi kepada Semarangpos.com seusai meninjau lokasi ambrolnya talut, Selasa sore.

Advertisement

Kerusakan talut di Sungai Tlogosari itu memang cukup parah. Talut ambrol sepanjang 20 meter dengan kedalaman lebih dari 2 meter.

Padahal, talud itu baru saja selesai dikerjakan Desember 2015 lalu dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp2,5 miliar. Pengerjaan talut itu, lanjut Supriadi, dilakukan oleh kontraktor atas nama PT Duta Mas Indah (DMI) melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Semarang.

“Ini masih masa pemeliharaan dalam jangka enam bulan sejak Desember 2015, jadi masih tanggung jawab kontraktor. Tapi ke depan, pembangunan akan lebih kami awasi,” imbuh politisi dari PDI Perjuangan itu.

Advertisement

Selain talut, kerusakan parah juga terjadi di trotoar dan betonisasi jalan di sekitar talut. Padahal, sama halnya pengerjaan talut, proses pembangunan trotoar dan betonisasi jalan ini juga baru selesai satu bulan lalu dengan menghabiskan dana sekitar Rp15 miliar yang pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor PT Harmony International Technology (HIT) melalui Dinas Bina Marga Kota Semarang.

“Kejadian ini perlu dievaluasi. Perencanaan sebenarnya sudah bagus. Hanya setelah beberapa bulan hasilnya tidak sesuai. Ke depan, Dinas Bina Marga harus selektif dalam memilih rekanan,” ujar Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Harsono.

Sementara warga sekitar lokasi tersebut menyatakan bahwa kerusakan talud dan betonisasi jalan sudah terjadi sejak sepekan lalu. Namun, baru setelah mengalami kerusakan parah mendapat perhatian dari pemerintah.

“Pembangunannya belum lama, jadi manfaatnya belum bisa dirasa,” tutur Arifin, 42 tahun, warga Muktiharjo Kidul yang sehari-hari menggelar lapak dagangannya di kawasan itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif