Soloraya
Minggu, 14 Februari 2016 - 23:00 WIB

BANJIR SRAGEN : Tanggul Bengawan Solo Ambrol, Petani di Masaran Khawatir Gagal Panen

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen paksa padi terendam banjir (JIBI/Solopos/Antara/Aguk Sudarmojo)

Banjir Sragen membuat petani mengkhawatirkan gagal panen.

Solopos.com, SRAGEN–Kalangan petani di empat dusun di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, dihantui ancaman gagal panen menyusul ambrolnya tanggul Sungai Bengawan Solo pada Jumat (12/2/2016) petang.

Advertisement

Terdapat ratusan hektare lahan pertanian yang tersebar di Dusun Pilang, Wirorejan, Jati dan Jantran. Rata-rata usia tanaman padi milik petani sudah mendekati masa panen. “Sesuai jadwal, dua pekan lagi, tepatnya pada akhir Februari tanaman padi itu akan dipanen. Kalau dipanen sekarang, kualitas padinya kurang maksimal. Biasanya beras mudah pecah-pecah jika dipanen terlalu dini,” kata Sujono, 57, petani asal Dusun Wirorejan, RT 023, Desa Pilang, saat ditemui Solopos.com di Masaran, Sabtu (13/2/2016).

Ambrolnya tanggul Sungai Bengawan Solo membuat kalangan petani seperti Sujono merasa ketir-ketir. Sujono mangakui ancaman gagal panen itu telah menghantui kalangan petani seperti dirinya. “Sekarang kami hanya bisa pasrah dan banyak berdoa. Mudah-mudahan tanggul sementara yang terbuat dari tumpukan karung berisi tanah itu mampu menahan luapan banjir dari Sungai Bengawan Solo. Kalau tanggul sementara itu tak mampu menahan air, tidak hanya rumah-rumah warga, ratusan hektare lahan juga terancam kebanjiran,” terang Sujono.

Ketua RT 022 Dusun Wirorejan, Sunarto, mengatakan petani merupakan mata pencaharian sebagian besar warga Desa Pilang selain membuat kerajinan batik. Secara geografis, dia mengakui Desa Pilang nyaris dikelilingi Sungai Bengawan Solo. Permukiman penduduk berada di sepanjang pinggiran Sungai Bengawan Solo. Ini lantaran, menurut sejarahnya, Sungai Bengawan Solo merupakan jalur transportasi perdagangan batik yang diproduksi warga sekitar.
“Ancaman banjir akan melumpuhkan perekonomian warga. Petani sudah jatuh tertimpa tangga. Rumah kebanjiran, ancaman gagal panen mengintai,” jelas Sunarto.

Advertisement

Warga berharap pemerintah bisa memberikan solusi sebelum terjadi banjir akibat tanggul yang jebol. Jika arus Sungai Bengawan Solo cukup tinggi, tanggul sementara itu diperkirakan tak mampu menahan luapan banjir. Warga sekitar berencana mengganti isi karung itu dengan pasir supaya lebih kuat menahan luapan banjir.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif