Jogja
Sabtu, 13 Februari 2016 - 07:40 WIB

KESEHATAN MASYARAKAT : Di Sleman, Tak Ada Satupun Kecamatan Bebas DBD

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue. (JIBI/Solopos/Dok.)

Penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegyepti tersebut kini telah menyebar di seluruh kecamatan.

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN – Penanganan demam berdarah dengue (DBD) menjadi prioritas utama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman saat ini. Pasalnya, penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegyepti tersebut kini telah menyebar di seluruh kecamatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Mafilindari Nuraini mengungkapkan, kasus penderita DBD terus meningkat dalam dua bulan terakhir. Jika selama Januari hanya tercatat 29 kasus, hingga kini jumlah pasien DBD tercatat 71 kasus. Dari jumlah tersebut, korban meninggal dunia masih tercatat satu orang. “Korban meninggal akibat telat mendapat perawatan,” jelas Mafilindati di sela-sela kegiatan Jumat Bersih dan pemberantasan sarak nyamuk (PSN) di Padukuhan Sendangadi, Sleman Jumat (12/2/2016).

Dia menjelaskan, jika sebelumnya Dinkes memetakan 12 kecamatan endemis DBD saat ini tidak ada satupun kecamatan yang bebas DBD. Artinya, sambung Linda, 17 kecamatan di wilayah Sleman terjangkit kasus penyakit tersebut. Keberadaan wabah DBD di sejumlah kecamaan ini dibuktikan dari hasil tim monitoring yang dilakukan Dinkes di beberapa wilayah. Salah satunya di padukuhan Jaten, Sedangadi. Dari 113 rumah dan pekarangan terdapat 39 rumah yang positif jentik. Angka bebas jentik (AJB) di wilayah tersebut baru mencapai 65%. Sementar di Balecatur, Gamping, dari 107 rumah ditemukan 32 rumah positif jentik dengan nilai AJB hanya 71%.

Advertisement

Sementara itu Pejabat Bupati Sleman, Gatot Saptadi mengatakan, pemberantasan sarang nyamuk merupakan tindakan preventif dan lebih murah. Ia berharap agar PSN dilakukan secara berkesinambungan dengan membentuk petugas di tingkat padukuhan. “Kegiatan ini juga bisa melibatkan anak-anak usia sekolah dan lapisan masyarakat lain,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif