Jateng
Sabtu, 13 Februari 2016 - 06:50 WIB

ANTISIPASI BANJIR : Hindari Konflik, Pengoperasian Bendung Wilalung Kudus Perlu Disosialisasikan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Antisipasi banjir di Kudus antara lain dnegan pengoperasian pintu Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL).

Semarangpos.com, KUDUS – Aturan soal pengoperasian pintu Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) atau dikenal Bendung Wilalung perlu disosialisasikan kepada semua pihak agar tidak memicu konflik.

Advertisement

“Selain soal aturan kapan pintu Bendung Wilalung, terutama yang mengarah ke Sungai Juwana, bisa dibuka semua pihak juga perlu diinformasikan soal kondisi Sungai Juwana saat ini,” kata Ketua Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A) Sistem Kedung Ombo Kasponodi Kudus, Jawa Tengah, Jumat (12/2/2016).

Jika aturannya pintu bendung yang mengarah Sungai Juwana bisa dibuka untuk membantu mengurangi beban Sungai Wulan maksimal debit 850 meter kubik per detik, dia meminta semua pihak untuk memahaminya agar tidak memaksakan kehendak.

Menurut dia, pintu bendung memang bisa dibuka ketika debitnya kurang dari 850 meter kubik per detik.

Advertisement

Selain itu, kata dia, pembukaan pintu yang mengarah ke Sungai Juwana juga perlu memperhatikan daya tampung sungai tersebut serta curah hujan di kawasan Pegunungan Muria agar tidak memunculkan permasalahan baru.

Ia menganggap masih ada kerancuan apakah kapasitas Sungai Juwana saat ini hanya 50 meter kubik per detik atau 100 meter kubik per detik.

“Lebih baik dilakukan pengkajian secara teknis kondisi riil di lapangan guna memastikan daya tampung Sungai Juwana maupun Sungai Wulan berapa,” ujarnya.

Advertisement

Hasil kajian tersebut, nantinya bisa dijadikan pijakan bersama untuk menyepakati aturan yang ada agar tidak muncul saling curiga antar daerah yang berkepentingan soal sungai tersebut.

Tingginya debit air kiriman dari Bendung Klambu yang melalui pintu wilalung yang ada di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, mencapai 800 meter kubik per detik, sempat membuat kekhawatiran warga Demak sehingga pejabat dari pemda setempat harus mendatangi Bendung Wilalung, Kamis (11/2/2016) malam.

Informasi kedatangan pejabat dari Pemkab Demak tersebut, akhirnya menyebar sehingga sejumlah warga dari Kecamatan Undaan ikut pula datang ke lokasi guna memastikan ada tidaknya upaya pembukaan pintu air yang mengarah ke Sungai Juwana.

Gelontoran air yang mengarah ke Sungai Juwana dikhawatirkan mengancam 2.000 hektare lahan pertanian yang tersebar di Desa Berugenjang, Wonosoco, Larikrejo, Karangrowo, Larikrejo, dan Wates. Untuk antisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, sejumlah anggota Kodim 0722/Kudus, Koramil Undaan, dan Polsek Undaan berjaga-jaga di sekitar Bendung Wilalung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif