Jogja
Jumat, 12 Februari 2016 - 04:40 WIB

PENDIDIKAN : Dua Kurikulum Dalam UN Tak Perlu Dikhawatirkan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ujian Sekolah di SMA Negeri 5 Solo, Jumat (13/3/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Dewan Pendidikan DIY menilai munculnya kebingungan tersebut akibat minimnya sosialisasi sehingga siswa merasa tidak siap.

 
Harianjogja.com, SLEMAN– Kebingungan siswa menghadapi penerapan dua kurikulum pada Ujian Nasional (UN) 2016, tidak perlu dikhawatirkan. Sementara Dewan Pendidikan DIY menilai munculnya kebingungan tersebut akibat minimnya sosialisasi sehingga siswa merasa tidak siap.

Advertisement

Ketua Dewan Pendidikan DIY, Wuryadi menilai masalah tersebut muncul akibat ketidaktegasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyeragamkan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Keberadaan dua kurikulum yang diterapkan di sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan Kurikulum 2013 (K13), berdampak juga pada pelaksanaan UN. “Kebijakan dualisme kurikulum dalam satu UN, membingkan siswa. Itu wajar meski UN tidak dijadikan patokan kelulusan. Tapi tetap saja siswa merasa kurang optimal,” katanya, Kamis (11/2/2016).

Dia menjelaskan, secara materi keilmuan tidak ada ada berbedaan signifikan dari kedua kurikulum tersebut. Hanya saja, metode penyampaiannya berbeda. Sayangnya, sejak diberlakukan masyarakat belum banyak memahami K13 sehingga muncul kekhawatiran yang berlebih. Kondisi tersebut, katanya, harus segera disikapi secara bijak oleh pemerintah. “Terutama bagi siswa agar lebih fokus mempersiapkan diri untuk menghadapi UN mendatang,” harapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Kurikulum dan Kesiswaan Disdikpora Sleman, Ery Wirdayana menegaskan, perbedaan kedua kurikulum tersebut hanya metode pembejalarannya sementara materinya tidak banyak mengalami perbedaan. “Jadi, siswa tidak usah khawatir karena materi yang diujikan nanti telah diajarkan di dalam kelas,” ungkapnya.

Advertisement

Menurutnya, soal UN hanya menggunakan materi yang diajarkan dan diterima siswa selama pembelajaran di sekolah. Pihaknya juga telah menyampaikan sosialisasi kepada masing-masing sekolah dan siswa jauh hari sebelumnya. “Pemerintah dan sekolah tentu tidak bermaksud membingungkan siswa. Sejumlah persiapan juga sudah dilakukan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif