Soloraya
Jumat, 12 Februari 2016 - 20:30 WIB

LONGSOR KARANGANYAR : Penyebab Longsor di Beruk Jatiyoso: Retakan Sejak 2007 dan Mata Air Bawah Tanah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bencana tanah longsor susulan terjadi di Dusun Tasin, Desa Beruk, Jatiyoso, Jumat (12/2/2016) pukul 00.30 WIB. Tanah longsor menyapu lahan pertanian, jembatan, 1 excavator, 1 ekor sapi, 3 ekor kambing, satu rumah dan toko, dan membendung sungai yang mengalir di dekat Dusun Jengglong. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Longsor di Karanganyar, tepatnya di Desa Beruk, Jatiyoso, menyapu rumah, alat berat, hingga menimbun jalan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Longsor yang terjadi di Desa Beruk, Jatiyoso, Karanganyar, sejak Rabu (10/2/2016) hingga Jumat (12/2/2016) pukul 00.30 WIB, diduga akibat retakan yang sudah lama terbentuk.

Advertisement

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Nugroho Budisantoso, menuturkan longsor di Desa Beruk pada 2007 menyebabkan retakan. Hasil pengecekan sejumlah anggota BPBD, terdapat mata air di dalam tanah. Menurut dia, retakan dan mata air itu memicu tanah longsor sejak Rabu (10/2/2016).

“Longsor membentuk tapal kuda. Tanah masih bergerak hingga sekarang. Kami cek dari jalan setapak itu masih terdengar gemuruh di bawah tanah. Kalau terjadi longsor lagi itu mengancam dua dusun di bawah, Dusun Jengglong, Desa Wonorejo; dan Dusun Kambangan, Desa Beruk. Ratusan keluarga di situ,” tutur dia saat ditemui wartawan di sela-sela berkoordinasi dengan sukarelawan dan warga.

BPBD berkoordinasi menyiapkan warga dua dusun itu untuk mengungsi apabila hujan turun atau jika terjadi pergerakan tanah. BPBD membuka posko induk di rumah warga, posko pengungsian warga Dusun Jengglong di SDN 3 Wonorejo, dan pengungsian warga Dusun Kambangan di Balai Desa Beruk.

Advertisement

“Kalau sore hujan, warga kami evakuasi. Kami siaga warga hingga radius beberapa kilometer. Kami siagakan logistik dan personel. Warga sudah mengungsi Kamis malam, tetapi situasional. Kami sedang mencarikan jalur alternatif untuk dua dusun itu,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Desa Beruk, Sartono, memprediksi tebing setinggi 50 meter itu kemungkinan akan longsor lagi. Dia menyampaikan data sebanyak 200 keluarga atau 400 orang tinggal di Dusun Jengglong Desa Wonorejo dan 155 keluarga atau sekitar 250 orang di Dusun Kambang Desa Beruk.

“Iya, dua desa itu memang terancam setelah longsor susulan Jumat dini hari. Warga di Dudun Pengkok dan Pondok masih terisolasi. Jalan setapak dan alternatif yang akan dilebarkan dan dikeraskan itu batal karena tertimbun tanah longsor susulan. Warga kerja bakti bikin jalan alternatif melalui Desa Wonorejo.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif