Soloraya
Jumat, 12 Februari 2016 - 13:30 WIB

BANJIR SUKOHARJO : Kampung Kebanjiran, Begini Curhat Warga Dompilan Bendosari

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Dompilan RT 001/RW 009, Sidorejo, Bendosari, Sukoharjo, berkumpul di depan salah satu rumah warga seusai membersihkan lumpur sisa banjir dari halaman mereka, Kamis (11/2/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Banjir Sukoharjo kerap terjadi sejak saluran irigasi sekunder Dam Colo ditutup.

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah warga Dompilan RT 001/RW 009, Sidorejo, Bendosari, Sukoharjo, Kamis 911/2/2016), menyatakan waswas setiap kali hujan deras melanda. Pasalnya, banjir sudah tiga kali melanda kampung mereka dalam waktu berdekatan.

Advertisement

“Rakyat kecil selalu yang jadi korban. Kalau sudah begini bagaimana nasib kami. Hujan deras sedikit lama saja rumah kami langsung kebanjiran seperut orang dewasa. Ini terjadi sejak saluran irigasi [sekunder Dam Colo timur sisi utara] ditutup. Harusnya dulu sebelum bikin proyek dipikirkan dulu dampaknya yang sekiranya bisa muncul,” kata salah seorang warga Dompilan, Hartati.

Agus, lelaki paruh baya yang mendengar suara Hartati mendekat dan langsung menyahut. Dia tak kalah kesal. Menurut dia saluran di timur Jl. Jenderal Sudirman di kawasan kota Sukoharjo kini menjadi sumber keresahan warga, terutama warga Kampung Dompilan di sisi timur.

Pasalnya, sebelum saluran ditutup beton tidak pernah ada banjir kecuali saat Dam Colo jebol pada 2007 silam. Warga tak bisa tidur jika hujan mengguyur sejak sore, karena selalu kepikiran akan kebanjiran.

Advertisement

Dan jika apa yang ditakutkan itu terjadi warga hanya bisa pasrah melihat rumah-rumah mereka tergenang. Yang bisa mereka lakukan hanya menyelamatkan barang-barang dengan menempatkannya di almari atau membawanya ke rel kereta api di timur kampung.

“Kami sudah membangun tanggul tumpukan tanah di tepi saluran sisi timur. Tapi tanggul itu enggak banyak berguna, air tetap bisa masuk ke kampung,” ulas Agus.

Dia menyebut seluruh rumah di Dompilan RT 001/RW 008 yang jumlahnya lebih dari 62 unit terendam saat banjir Kamis malam terjadi. Belum terhitung berapa kerugian yang dialami warga. Hal yang pasti puluhan ribu ekor lele yang dibudidayakan warga sudah tak tersisa.

Advertisement

“Biar enggak banjir lagi beton penutup saluran ya harus dibongkar dan dibuat penutup yang tinggi. Kalau sekarang kan penutupnya sangat rendah,” imbuh dia.

Kekesalan yang sama dirasakan warga Tanjungsari, Sidorejo, Heru dan Ngadino. Keduanya mengatakan Tanjungsari tak pernah kebanjiran. Namun, sejak saluran irigasi sisi utara ditutup banjir kerap terjadi. Banjir paling parah terjadi Kamis malam, tingginya mencapai seperut orang dewasa.

Selain di dua kampung itu banjir akibat luapan saluran irigasi juga melanda Dompilan, Kelurahan Jombor, Bendosari; Nandan Kelurahan Sidorejo, Bendosari, dan Duabelasan, Kelurahan Jombor.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif