Soloraya
Kamis, 11 Februari 2016 - 07:30 WIB

WISATA BOYOLALI : Wisata Petik Kangkung Jadi Daya Tarik Desa Kemasan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas petik kangkung di Desa Kemasan, Sawit, Boyolali. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Wisata Boyolali, Desa Kemasan mengubah potensi yang dimiliki menjadi kawasan wisata pertanian.

Solopos.com, BOYOLALI–Sejak 2014, petani di Desa Kemasan, Kecamatan Sawit, Boyolali, mulai mengubah orientasi pertanian yang awalnya hanya untuk budi daya, kini dikembangkan menjadi potensi pariwisata.

Advertisement

Padi dan kangkung menjadi produk unggulan untuk dijadikan objek agrowisata yang edukatif. Ide pengembangan wisata berbasis pertanian lokal dimunculkan oleh badan keswadayaan masyarakat desa setempat. BKM kemudian membentuk Dewa Emas (kepanjangan Desa Wisata Kemasan) yang berfungsi mengelola pariwisata di desa tersebut.

“Salah satu potensi hasil pertanian di Kemasan adalah kangkung. Dalam paket wisata yang kami buat ada petik kangkung dan bajak sawah,” kata Manager Dewa Emas, Partini, saat ditemui Solopos.com, Selasa (9/2/2016). Dewa Emas inilah yang kemudian bermitra dengan 100-an petani, baik petani padi maupun petani kangkung untuk sama-sama memanfaatkan potensi pertanian menjadi objek wisata.

Advertisement

“Salah satu potensi hasil pertanian di Kemasan adalah kangkung. Dalam paket wisata yang kami buat ada petik kangkung dan bajak sawah,” kata Manager Dewa Emas, Partini, saat ditemui Solopos.com, Selasa (9/2/2016). Dewa Emas inilah yang kemudian bermitra dengan 100-an petani, baik petani padi maupun petani kangkung untuk sama-sama memanfaatkan potensi pertanian menjadi objek wisata.

Kebetulan, hasil budi daya kangkung Desa Kemasan dianggap cukup terkemuka terutama di pasaran Soloraya.  “Kalau orang bilang kangkung ngumbul atau kangkung mungup, pasti tahu kalau itu hasil budi daya dari Kemasan.” Kangkung ngumbul asal Kemasan dinilai memiliki cerita historis yang dekat dengan kebiasaan Raja Keraton Solo.

Seusai mandi atau siraman di Umbul Tirtomulyo di desa setempat, Raja Solo selalu pulang membawa kangkung dari petani di sekitar umbul.

Advertisement

“Ada yang lokasinya dekat dengan sekretariat Dewa Emas, tetapi ada juga yang jauh. Lokasi untuk wisata tentu menyesuaikan, di mana ada lahan yang siap panen, pasti akan kami booking untuk wisata edukasi.”

Begitu pula untuk bajak sawah. “Di mana ada lahan kosong yang siap ditanami, nanti lokasinya bisa kami pakai untuk wisata. Kebetulan kemitraan kami dengan petani sudah cukup kuat. Petani juga banyak menerima keuntungan karena biasanya mereka juga dapat fee dari wisatawan.”

Pengembangan agrowisata mulai memberikan multiefek. Petani kangkung, misalnya, mulai mengolah kangkung menjadi kerupuk. Wisatawan juga bisa menikmati edukasi pembuatan kerupuk kangkung di Kemasan.

Advertisement

Agrowisata di Kemasan mulai diminati grup-grup dari kalangan pelajar. “Untuk sementara ini kebanyakan baru berasal dari Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Solo. Tingkat kunjungan memang belum stabil, tetapi menjelang liburan semester biasanya banyak sekolah yang pesan paket wisata di sini.”

Dewa Emas belum punya tenaga khusus untuk pemasaran. Promosi masih sebatas dilakukan via website dan fanpage. “Kami juga promosi langsung ke sekolah-sekolah.”

Partini menilai dukungan pemerintah terhadap pengembangan agrowisata di Kemasan cukup bagus. “Selalu ada pendampingan kepada petani agar produksi kangkung tetap baik. Gapoktan di Kemasan juga mendapat bantuan alat dan sarana produksi pertanian.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif