Soloraya
Kamis, 11 Februari 2016 - 17:31 WIB

LONGSOR KARANGANYAR : Longsor Terjang Desa Beruk, Jembatan Penghubung Hancur, 600 Orang Terisolasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ekskavator disiagakan di lokasi longsor di Desa Beruk, Jatiyoso, Karanganyar. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Longsor Karanganyar, setelah pernah terjadi pada 2007, longsor kembali terjadi di Beruk, Kecamatan Jatiyoso.

Solopos.com, KARANGANYAR–Longsor di Desa Beruk, Jatiyoso, pernah terjadi di lokasi yang sama pada 2007. Tanah longsor terjadi di Desa Beruk, Jatiyoso, pada Rabu-Kamis (10-11/2/2016). Tanah longsor kali pertama terjadi pada Rabu pukul 15.00 WIB dan 21.00 WIB. Longsor kembali terjadi pada Kamis pukul 08.00 WIB. Akibatnya, jembatan yang menguhubungkan tiga dusun yakni Dusun Ngantirejo, Pengkok, dan Pondok hancur.

Advertisement

Sebanyak 140 keluarga atau sekitar 600 orang yang tinggal di Dusun Pengkok dan Pondok terisolasii.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tanah longsor di lokasi yang sama pernah terjadi pada 2007. Tanah longsor saat itu lebih parah ketimbang yang terjadi pada Rabu-Kamis. Tanah longsor pada 2007 menyebabkan 56 keluarga di Dusun Tasin pindah ke dusun lain di Desa Beruk.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tanah longsor di lokasi yang sama pernah terjadi pada 2007. Tanah longsor saat itu lebih parah ketimbang yang terjadi pada Rabu-Kamis. Tanah longsor pada 2007 menyebabkan 56 keluarga di Dusun Tasin pindah ke dusun lain di Desa Beruk.

Selain itu, tiga rumah tertimbun tanah dan satu orang meninggal saat itu. “Rumah di Dusun Tasin sudah jadi lahan pertanian. Dulu banyak rumah. Salah satunya rumah saya. Kami pindah ke Beruk Kulon RT 001/RW 005. Relokasi mandiri. Longsor dahulu lebih parah daripada sekarang,” kata Babinsa Koramil Jatiyoso, Sumar, saat ditemui Solopos.com di lokasi kejadian, Kamis (11/2/2016).

Tanah longsor juga merusak jembatan yang menghubungkan tiga dusun itu. Lalu pemerintah membangun jembatan baru. Kini jembatan rusak lagi. Pantauan Solopos.com, longsor skala kecil masih terjadi hingga Solopos.com meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.00 WIB. Tanah di sekitar lahan pertanian longsor karena terbawa air.

Advertisement

Salah satu warga yang memiliki lahan di sekitar lokasi tanah longsor, Narmi, mengatakan cuaca terang saat kejadian. Tetapi, hujan turun pada Selasa.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, dan sejumlah pejabat meninjau lokasi tanah longsor. Bupati dan Wakil Bupati berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Karanganyar dan Kepala Desa Beruk, Sartono. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar akan membangun jembatan darurat di lokasi bekas jembatan yang diterjang tanah longsor.

Selain itu, Pemkab juga akan mengeraskan jalan di atas bukit atau di sisi utara dan selatan bukit yang mengelilingi lokasi tanah longsor.
“Singkirkan bekas longsor. Kami punya bentangan jembatan darurat knock down dari baja. Bikin jembatan supaya bisa dilalui masyarakat. Tapi harus bikin alternatif jalan lain. Tanah ini labil,” ujar Yuli, sapaan akrab Juliyatmono, saat ditemui wartawan seusai meninjau lokasi tanah longsor.

Advertisement

Jalan alternatif yang dimaksud adalah jalan yang menghubungkan Dusun Puntuksari di Desa Wonorejo dengan Dusun Pondok dan Pengkok. Konsekuensinya Pemkab harus berkoordinasi dengan Perhutani karena melewati tanah milik Perhutani. Pemkab juga akan mengeraskan dan melebarkan jalan setapak yang sering digunakan petani mengangkut hasil panen.

Kepala DPU Karanganyar, Edhy Sriyatno, menjelaskan DPU memiliki jembatan darurat panjang 12 meter. Dia menyampaikan akan mengupayakan pemasangan jembatan darurat selesai sesuai target yang ditetapkan Bupati. Namun jembatan darurat hanya bisa dilalui mobil dengan tonase terbatas.

Sementara itu, Kepala Desa Beruk, Sartono, mengungkapkan petugas kesehatan di Desa Jatiyoso berkeliling ke rumah warga yang terisolasi untuk memeriksa kesehatan ibu hamil dan lanjut usia. Sartono memprediksi longsor masih akan terjadi karena kondisi tanah labil.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif