News
Rabu, 10 Februari 2016 - 15:40 WIB

PROGRAM SEKOLAH : Kota Solo jadi Penggerak Pengembangan Kelas Digital di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan (JIBI/Solopos/Dok)

Program sekolah, Kota Solo menjadi penggerak penyelenggaraan pelatihan kelas digital guru.

Solopos.com, SOLO–Kota Solo ditarget bisa menjadi salah satu penggerak pengembangan kelas digital, khususnya di Soloraya. Program tersebut diawali dengan penyelenggaraan pelatihan kelas digital untuk guru-guru oleh Seamolec.

Advertisement

Menurut Direktur Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (Seamolec), Abi Sujak, saat ini kelas digital sudah mulai dikembangkan di berbagai sekolah dari berbagai jenjang di 16 provinsi di Indonesia. Dia menjelaskan pengembangan kelas digital diinisiasi Seamolec bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Seamolec yang merupakan organisasinya menteri-menteri budaya se-Asia Tenggara ini memiliki tanggung jawab dalam hal pengembangkan ICT (Information Communication Technology) di indonesia, dalam rangka membangun budaya ICT,” ujar Abi ketika ditemui wartawan seusai memberikan materi dalam Pelatihan Digital Class yang diadakan di SMA Negeri (SMAN) 6 Solo, Rabu (10/2/2016).

Pelatihan kelas digital akan dilangsungkan hingga Jumat (12/2/2016), dengan tujuan memberikan pembekalan kepada guru-guru, di antaranya pembuatan buku digital untuk mendukung pembelajaran di sekolah. Guru-guru itu akan dilatih menjadi komunitas pembelajar, sehingga mereka bisa mengeksplorasi ke sumber-sumber belajar baik secara nasional, regional, maupun internasional, secara sistematis. Diharapkan, guru-guru bisa mewujudkan suasana yang menyenangkan, aktif, serta bisa mewujudkan prinsip-prinsip mastery learning, yaitu prinsip belajar itu harus tuntas dan harus bisa menguasai secara keseluruhan.

Advertisement

Tentunya, hal itu tidak bisa diwujudkan jika pembelajaran hanya terbatas di dalam kelas. “Kadang-kadang siswa juga harus belajar dengan teman, kakak kelas, atau siapa saja yang memiliki pengetahuan. Sehingga hal itu harus didukung dengan materi pengayaan oleh guru-guru, namun harus pula bisa diakses kapan saja. Apakah siang hari atau malam hari, yang jelas bisa diakses 24 jam,” bebernya.

Dari hasil pelatihan guru-guru tersebut, lanjutnya, diharapkan mereka ke depan bisa menjadi penggerak pengembangan kelas digital, khususnya di Soloraya.

“Solo ini menjadi salah satu daerah yang diharapkan bisa jadi piloting (percontohan) melihat potensinya yang cukup menjanjikan, sumber dayanya cukup memadai,” tambahnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala SMAN 6 Solo, Agung Wijayanto, menyebutkan ada 61 guru dari berbagai sekolah di Solo yang diikutsertakan dalam pelatihan. Dari SMA, ada lima SMA yang mengirimkan guru mereka, yakni SMAN 1, SMAN 5, SMAN 6, SMA Batik 1, dan SMA Regina Pacis.

“Masing-masing dari SMA tersebut mengirim sembilan guru. Sementara dari jenjang SMP, ada perwakilan guru dari SMPN 1 dan SMPN 4. Sedangkan dari jenjang SD, ada guru dari SD Cemara 2, SD Mangkubumen, SD Tirtoyoso, dan SD Bratan 3,” urainya.

Sementara itu, menurut Seksi Pendidikan Dasar (Dikdas) Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah, Putut Joko Wibowo, di Provinsi Jawa Tengah, kelas digital sudah diterapkan di Kota Semarang sejak 2015 lalu.
“Setelah Kota Semarang, program tersebut akan dicoba dikembangkan di tiga kota lainnya termasuk Kota Solo ini, Pekalongan, dan atau Pati,” kata Putut.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif