Pertanian Bantul menghadapi serangan hama wereng
Harianjogja.com, BANTUL- Serangan hama wereng di Bantul meluas. Belasan hektare lahan pertanian kini terancam gagal panen.
Serangan hama padi semula ditemukan di Srandakan dan Piyungan. Kini, hama tersebut juga memakan belasan hektare tanaman padi di Sanden, Bambanglipuro dan Kretek. Di Dusun Patehan, Gadingsari, Sanden, sebanyak 17 dari total 27 hektare lahan kini diserang hama yang ukurannya sebesar kutu tersebut.
“Satu rumpun bisa sampai 100 ekor, ini sudah darurat,” ungkap Ketua Kelompok Tani Raharjo, Dusun Patehan, Sumartono disela-sela penyemprotan hama wereng, Selasa (9/2/2016).
Serangan hama telah terjadi sekitar sepekan. Saat curah hujan tinggi dan menyebabkan air naik, hama tersebut turut naik dan menempel di batang padi.
Bila tidak ditanggulangi, dalam hitungan hari tanaman padi yang berumur sekitar 45 hari tersebut dapat mengering dan rusak karena batangnya digerogoti wereng. “Penanganannya harus sama-sama. Misalnya kalau cuma sawah saya tapi sawah di sebelahnya enggak sama saja,” papar dia.
Mujiyo, petani lainnya mengungkapkan, sebagian kecil tanaman padi sudah mulai mengering. Kerusakan tanaman dapat menyebabkan petani gagal panen. “Salah satu penyebab munculnya hama ini adalah cuaca yang tidak menentu,” tutur Mujiyo.
Untuk mencegah kerusakan lebih parah, puluhan petani Dusun Patehan Rabu siang turun ke sawah menyemprotkan pestisida ke lahan mereka. Pestisida tersebut merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Partogi Dame Pakpahan sebelumnya menyatakan, serangan hama terjadi di Srandakan dan Piyungan. Namun ia meyakinkan, serangan hama tidak akan menurunkan target produksi padi tahun ini sebesar lebih dari 190.000 ton per tahun.