Soloraya
Rabu, 10 Februari 2016 - 16:55 WIB

PENGELOLAAN SAMPAH SOLO : Kota Solo Lirik Sampah di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo. (JIBI/dok)

Pengelolaan sampah Solo, Kota Solo melirik sampah dari enam kabupaten di Soloraya.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melirik sampah di enam kabupaten di Soloraya. Sampah itu akan diolah menjadi sumber energi listrik.

Advertisement

Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Yulistianto mengatakan Kota Solo ditunjuk Pemerintah Pusat sebagai proyek percontohan pengelolaan sampah menjadi sumber energi listrik. Ada tujuh kota yang menjadi pilot project yakni, Jakarta, Bandung, Tangerang, Semarang, Surabaya dan Solo. Hanya, Solo masih kesulitan bila harus memenuhi 1.000 ton sampah per hari seperti yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Sedangkan enam kota besar lainnya sudah mampu menghasilkan sampah 1.000 ton per hari.

“Sampah di Solo per hari hanya 260 ton. Artinya ada kekurangan 740 ton sampah yang harus dicukupi untuk mengolahnya menjadi sumber energi listrik,” kata Budi ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Rabu (10/2/2016).

Guna memenuhi kekurangan sampah, Budi akan berkoordinasi dengan daerah lain di Soloraya. Pemkot akan mengajak enam kabupaten di Soloraya itu untuk memasok sampah ke Solo. Namun tetap saja sesuai perhitungan, total sampah yang akan diterima belum memenuhi kebutuhan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo menghitung sampah secara keseluruhan hanya 600 ton per hari, sementara kebutuhannya 1.000 ton sampah.

Advertisement

“Tapi kalau ini direalisasikan juga ada kendalanya, terutama masalah pengiriman sampah seperti dari Sragen, Klaten dan Wonogiri. Jaraknya terlalu jauh, kalau dihitung ongkosnya pengirimannya lebih mahal,” kata Budi.

Budi mengatakan paling memungkinkan sampah yang bisa dikelola Pemkot hanya diwilayah satelit, yakni Kartasura, Solobaru, Colomadu, Palur dan Jaten. Seharusnya, Budi mengatakan Pemerintah Pusat tidak memaksa Solo harus menghimpun sampah 1.000 ton per hari. Melainkan proyek itu bisa berjalan dengan kondisi sampah saat ini. Paling tidak, menurut Budi, pembangkit listrik bisa menghancurkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo yang saat ini kondisinya membeludak. “Kalau bisa sampah di TPA Putri Cempo yang usianya dibawah dua tahun bisa dimanfaatkan, sehingga ada reduksi sampah disana,” ujarnya.

Ihwal lelang pengelolaan sampah TPA Putri Cempo, Budi mengatakan proses lelang akan disesuaikan dengan feasilibity study (FS) yang ada. Saat ini ada dua investor yang masuk kualifikasi lelang sampah.

Advertisement

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo Hasta Gunawan menargetkan seluruh tahapan lelang pengelolaan sampah di TPA selesai pada tahun ini. Hasta mengakui kini tinggal dua calon investor yang tengah mengikuti proses tahapan seleksi lelang. Kedua investor, yakni PT N.W. Resources dan PT Citra Metro Jaya Putra (CMJP). Kedua investor ini sudah dinyatakan lolos administrasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif