Jateng
Rabu, 10 Februari 2016 - 22:50 WIB

PENDIDIKAN PEKALONGAN : Meresahkan Orang Tua, Buku Berbau Radikalisme Dilarang Digunakan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pendidikan Pekalongan dihebohkan dengan penggunaan buku berisi ajaran radikalisme oleh TK.

Semarangpos.com, PEKALONGAN – Kementerian Agama Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menghentikan penggunaan buku berisi ajaran radikalisme yang sempat diajarkan di sekolah taman kanak-kanak (TK).

Advertisement

“Pada buku berjudul ‘Anak Islam Suka Membaca’ itu terkandung ajaran radikalisme sehingga sempat menimbulkan keresahan orang tua siswa agar dihentikan,” kata Kepala Kemenag Kota Pekalongan Imam Tobroni di Pekalongan, Rabu (10/2/2016).

Kemenag sudah memanggil seluruh guru TK dan Raudhatul Athfal (RA) untuk menghentikan penggunaan buku ajar berisi ajaran radikalisme itu karena telah meresahkan orang tua siswa.

Imam mengatakan muatan buku yang ditulis oleh Nuraini Mustain dan diterbitkan Pustaka Amanah tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi pola pikir siswa TK/RA.

Advertisement

Kemenag telah membentuk tim untuk mengkaji dan mencermati isi buku berjudul ‘Anak Islam Suka Membaca’ itu.

“Tim ini terdiri atas pejabat dan pengawas Kemenag. Jika memang hasil dari pencermatan tim itu dinyatakan benar mengandung unsur radikal maka buku itu akan dihentikan selamanya,” katanya.

Kemenag akan melihat indikator batasan radikal itu dengan mencermati isi ajaran buku tersebut.

Advertisement

“Oleh karena, kami instruksikan pada guru TK/RA agar menghentikan pembelajaran dengan menggunakan buku itu. Sebagian besar RA sudah tidak lagi menggunakan buku ini karena sudah termasuk materi ajar produk lama,” katanya.

Salah seorang tua siswa, Habib, mengatakan pada buku tersebut terdapat sejumlah kalimat berunsur radikal yang disusun dalam satu halaman, seperti “Rela Mati Bela Agama”, “Bila Agama Kita Dihina, Kita Tiada Rela”, “Lelaki Bela Agama dan Wanita Bela Agama”.

“Isi buku ini sangat membahayakan bagi masa depan anak saya. Saya tidak mau ajaran radikal membentuk pola pikir anak nantinya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif