Soloraya
Rabu, 10 Februari 2016 - 21:40 WIB

DINAMIKA PERTANIAN SRAGEN : Target Produksi Padi di Sragen Turun 4.000 Ton, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Sambungmacan bersama pejabat Dispertan dan Kodim 0725/Sragen memanen padi bersama di lahan pertanian di Dusun Brengkot, Desa Karanganyar, Sambungmacan, Sragen, Rabu (10/2/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Dinamika pertanian Sragen, Pemkab Sragen menurunkan target produksi padi 2016.

Solopos.com, SRAGEN–Dinas Pertanian (Dispertan) Sragen menurunkan target produksi padi 2016 menjadi 670.012 ton. Terdapat penurunan target sekitar 4.000 ton mengingat target produksi pada 2015 mencapai 674.000 ton.

Advertisement

Hal itu dikemukakan Kepala Bidang (Kabid) Produksi Padi dan Palawija, Dispertan Sragen, Padiyono, saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan panen raya di Dusun Brengkot, Desa Karanganyar, Sambungmacan, Sragen, Rabu (10/2/2016).

Penurunan target produksi padi itu dipangaruhi berkurangnya luasan lahan sebagai imbas pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker).
”Ada 200 hektare lahan pertanian yang digunakan untuk proyek jalan tol. Kalau lahan itu ditanami tiga kali selama setahun, maka luasnya menjadi 600 hektare. Jika diasumsikan satu hektare lahan rata-rata bisa menghasilkan 6 ton gabah. Kalau dikalikan 600 haktare, maka ada sekitar 3.600 ton atau mendekati 4.000 ton/tahun yang hilang,” kata Padiyono.

Pada 2015 lalu, Dispertan Sragen kesulitan untuk memenuhi target produksi padi 674.000 ton. Produksi padi pada tahun lalu hanya terealisasi 628.000 ton atau kurang 46.000 ton dari target. Datangnya musim kemarau panjang pada tahun lalu ditengarai sebagai penyebab tidak tercapainya target produksi padi. Meski target produksi padi tidak tercapai, realisasi produksi jagung pada tahun lalu justru jauh melebih target.

Advertisement

”Tahun lalu kami menargerkan produksi jagung sebesar 117.000 ton dengan luasan lahan 15.000 hektare. Kenyataanya, produksi jagung meningkat menjadi 130.000 ton. Luasan lahannya juga naik menjadi 19.000 hektare. Karena lahan kekurangan air akibat kemarau panjang, petani ramai-ramai beralih menanam jagung,” jelas Padiyono.

Berkurangnya tenaga buruh tani menjadi salah satu hambatan pencapaian target produksi pada pada 2015. Padiyono mengakui generasi muda sekarang lebih menyukai pekerjaan di sektor formal daripada informal. Sebagai solusi, pihaknya berharap pengoptimalan program mekanisasi atau pengalihan tenaga buruh tani kepada teknologi mesin.

”Keberadaan alat tanam seperti transplanter dan alat panen seperti combine [harvester] diharapkan bisa mengurangi ketergantungan pada tenaga buruh tani,” paparnya.

Advertisement

Meski target produksi padi pada 2015 tidak tercapai, Sragen masuk lima besar lumbung padi di Jawa Tengah bersama Grobogan, Demak, Brebes dan Pati.

Kasdim 0725/Sragen, Mayor Arm. Sutrisno, menegaskan TNI akan membantu petani Sragen dalam mencapai target produksi padi pada 2016 demi menjaga status Sragen sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Tengah.

”Membantu petani adalah tugas TNI, selain berperang. Kami ingin membantu pemerintah mencapai swasembada pangan. Bagaimana pun juga, ketahanan pangan merupakan pendukung ketahanan nasional,” kata Sutrisno dalam sambutannya pada acara yang disponsori pabrik pupuk organik Lumbung Mas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif