Soloraya
Selasa, 9 Februari 2016 - 16:40 WIB

PENDAKIAN GUNUNG MERBABU : BTNGMb Larang Pendaki Naik Lewat Jalur Tikus

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pendaki menyusuri jalur pendakian Gunung Merapi dengan latar belakang Gunung Merbabu, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, (JIBI/Harian Jogja/Antara/Dok.)

Pendakian Gunung Merbabu, BTNGMb melarang pendaki naik melalui jalur Ngagrong, Ampel.

Solopos.com, BOYOLALI–Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) melarang pendaki Gunung Merbabu naik lewat jalur pendakian Ngagrong, Ampel, Boyolali.

Advertisement

Jalur Ngagrong adalah salah satu dari sekian banyak jalur pendakian tidak resmi yang kerap dilalui pendaki. BTNGMb memastikan hanya ada empat jalur pendakian resmi menuju puncak Merbabu yakni melalui Selo, Boyolali; Cunthel dan Tekelan di Semarang, serta Wekas di Magelang.

“Kami melarang pendaki naik lewat Ngagrong karena dari Ngagrong ke atas banyak sekali vegetasi alami. Kalau dijadikan jalur pendakian kami khawatir para pendaki merusak vegetasi alami yang masih ada di sana,” kata Koordinator Perlindungan BTNGm, Kurnia Adi Wirawan, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Selasa (9/2/2016).

BTNGMb memperbolehkan masyarakat naik lewat Ngagrong hanya untuk kepentingan penelitian. Vegetasi alami yang masih banyak tumbuh di kawasan tersebut antara lain pohon puspa, kesowo, dan cemara. “Batang pohonnya besar-besar, hamparannya hijau masih banyak tumbuh lumut.”

Advertisement

Jalur pendakian tidak resmi seperti di Ngagrong sering disebut dengan jalur tikur. Jalur tikus sebenarnya merupakan jalur warga di kaki Gunung Merbabu, baik untuk mencari rumput maupun merawat pipa air. Jalur pendakian Ngagrong sudah ditutup beberapa tahun lalu namun masih sering digunakan pendaki.

“Biasanya pendaki banyak yang penasaran dengan jalur-jalur itu. Kami mengimbau demi keselamatan pendakian, agar mendaki lewat jalur resmi saja,” kata Wawan, sapaannya.

Jika pendaki naik melalui jalur tikus, petugas akan kesulitan mengawasi aktivitas pendakian sebab pendaki tak terdata di pos resmi.

Advertisement

“Untuk pengawasan pendakian di jalur-jalur tikus, kami menggandeng masyarakat sekitar seperti Masyarakat Peduli Api [MPA] dan Masyarakat Mitra Merbabu [MMM],” tambahnya.

Di satu sisi, BTNGMb memastikan Gunung Merbabu masih aman untuk aktivitas pendakian meskipun curah hujan meningkat cukup tajam belakangan ini. Wawan hanya mengimbau pendaki berhati-hati serta membawa perlengkapan dan logistik yang cukup untuk menghindari cuaca ekstrim. “Jas hujan, tenda, dan logistik harus cukup. Yang paling penting, naik lewat jalur resmi.”

Wawan berharap insiden Minggu (7/2/2016) pagi, yakni meninggalnya seorang pendaki di Gunung Merbabu, tidak terulang lagi. “Ya, ada seorang pendaki, siswa SMK 10 Perkapalan Semarang bernama Oki Kumala Putra meninggal di Gunung Merbabu. Dia naik Sabtu [6/2/2016] lewat jalur Tekelan.”

Korban meninggal dunia diduga karena hipotermia setelah menginap semalam di kawasan Watu Gubug.  “Diketahui, korban mendaki tanpa membawa logistik yang cukup.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif