News
Selasa, 9 Februari 2016 - 16:30 WIB

KURS RUPIAH : Tertekan Yen, Rupiah Ditutup Melemah Tipis 15 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah kembali tertekan. Kali ini oleh aksi cari aman investor yang mengalihkan aset ke yen.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah melemah tipis di pasar spot setelah libur panjang pekan lalu. Senin (9/2/2016) ini, rupiah ditutup di level Rp13.612/dolar AS atau melemah 15 poin (0,11%). Pelemahan ini terjadi seiring pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) sore ini.

Advertisement

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Selasa (9/2/2016) rupiah melemah 155 poin atau 1,14% ke Rp13.752/dolar AS. Hal ini diperkirakan karena pengaruh kebijakan moneter dan pendapat The Fed tentang ekonomi AS. “Investor sedang menanti komentar Yellen (Gubernur Federal Reserve) mengenai kondisi ekonomi dan kebijakan moneter pada Rabu dan Kamis ini,” tulis HP Analytics dalam risetnya hari ini, Selasa (9/2/2016).

Sementara itu, kurs Jisdor melemah 36 poin setelah libur panjang imlek, di saat lonjakan yen menekan kurs rupiah di pasar spot. Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Selasa (9/2/2016) melemah 36 poin atau terdepresiasi 0,26% ke Rp13.689 per dolar AS.

Rupiah tertekan oleh aksi cari aman investor yang menghindari risiko gejolak pasar finansial. Aliran modal ke mata uang safe haven Asia mendongkrak yen hingga 1,08% ke level 114,6/dolar AS dan menekan yield obligasi pemerintah Jepang ke level 0%.

Advertisement

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar yen terhadap rupiah melonjak 2,64% ke Rp119,47 pada pukul 10.16 WIB. Adapun indeks dolar AS melemah 0,11% ke level 96,467.

Ekonom dari Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan penurunan cadangan devisa US$3,8 miliar di saat pasar memproyeksikan kenaikan sedikit mengurangi ruang penguatan rupiah. Namun, laju pertumbuhan ekonomi yang melebihi estimasi dan inflasi yang rendah masih memberikan sentimen positif pada rupiah.

“Fokus di domestik akan beralih perlahan ke potensi pemangkasan BI Rate lanjutan serta keputusan pemerintah terhadap kereta cepat,” kata Rangga.

Advertisement

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar AS sepanjang pekan ini akan terbantu sentimen pelemahan dolar AS di pasar global. Ekspektasi kenaikan lanjutan Fed Rate memudar semenjak awal tahun setelah data penyerapan tenaga kerja AS diumumkan buruk.

Baik indeks dolar AS dan imbal hasil UST 10 tahun, anjlok. Bahkan yen dan euro menguat tajam di tengah pelonggaran moneter oleh BoJ dan ECB. Rangga mengemukakan indeks dolar berpeluang tetap tertekan di minggu ini.

Sementara itu inflasi Jepang yang dirilis Rabu pagi, kemungkinan naik, dan pertumbuhan PDB Zona Euro pada Jumat sore, kemungkinan memburuk. Menjadi dua data ekonomi global yang paling ditunggu minggu ini. Dari dalam negeri, prospek pertumbuhan domestik yang terus membaik berhasil mendorong penguatan aset berdenominasi rupiah, termasuk rupiah, SUN dan IHSG.

“Rupiah bisa terus menguat, optimisme pertumbuhan kembali,” kata Rangga. Membaiknya pertumbuhan PDB juga menjadi bukti agresivitas belanja pemerintah masih mampu mendukung pertumbuhan, di tengah penurunan harga komoditas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif