Jogja
Selasa, 9 Februari 2016 - 09:20 WIB

DPRD KOTA JOGJA : Dewan Desak Realisasi Tanah Makam Baru

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Solopos/Agoes Rudianto)

DPRD Kota Jogja menyerukan sarana umum lain.

Harianjogja.com, JOGJA- Komisi D DPRD Kota Jogja menilai kebutuhan lahan pemakaman baru untuk warga sangat mendesak. Rencana pengadaan lahan pemakaman baru yang direncanakan 2015 diharap segera direalisasikan.

Advertisement

“Kebutuhan lahan pemakaman baru sudah sangat mendesak, terlebih biaya bedah bumi atau pemakaman di Kota Yogyakarta sangat mahal,” kata Ketua Komisi D DPRD Kota Jogja Agung Damar Kusumandaru seperti dikutip dari Antara, Senin (8/2/2016).

Pemerintah Kota Jogja memberikan subsidi dalam bentuk santunan kematian kepada warga miskin pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) untuk membantu meringankan biaya pemakaman. Besaran santunan yang diberikan Rp1,2 juta.

Menurut Agung, jika kebutuhan lahan pemakaman tersebut dapat direalisasikan tahun ini, maka subsidi yang diberikan bisa dialihkan untuk kebutuhan lain seperti bantuan modal usaha bagi keluarga yang ditinggalkan.

Advertisement

Agung mengatakan, guna mendukung rencana pemerintah untuk pemenuhan lahan pemakaman, pihaknya siap melakukan studi banding ke Kota Semarang yang sudah memiliki peraturan pengelolaan lahan pemakaman. Selama ini, pemakaman di Kota Jogja diatur melalui Peraturan Walikota Jogja.

Sementara itu, Pemerintah Kota Jogja melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja memiliki dua pilihan untuk menyikapi pemenuhan kebutuhan lahan pemakaman yaitu optimalisasi lahan pemakaman yang sudah ada atau pengadaan lahan pemakaman baru.

Sejumlah lahan pemakaman yang dikelola Pemerintah Kota Jogja tersebar di empat kecamatan yaitu Wirobrajan, Mantrijeron, Mergangsan dan Tegalrejo. Seluruh lahan pemakaman tersebut sudah penuh. Warga Kota Jogja yang meninggal dunia pun harus dimakamkan di pemakaman kampung atau pemakaman milik keluarga.

Advertisement

Berdasarkan data, angka kematian di Kota Jogjaa mencapai sekitar 2.700 orang per tahun dan sekitar 800 di antaranya berasal dari keluarga miskin yang memiliki KMS.

“Harapannya, sudah ada kepastian mengenai pemenuhan lahan pemakanan di Kota Yogyakarta tahun ini. Misalnya saja, kepastian luas lahan pemakaman yang dibutuhkan dan lokasi yang memungkinkan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif