Jatim
Selasa, 9 Februari 2016 - 11:05 WIB

BANJIR BLITAR : Diterjang Air Bah, Sabo Dam Lahar Kelud Runtuh Total

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aliran lahar Gunung Kelud (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Banjir Blitar yang menerjang jalur lahar membuat sabo dam ambrol total.

Madiunpos.com, BLITAR —Sabo dam atau dam yang dibangun khusus untuk jalur lahar di jalur lahar Gunung Kelud wilayah Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Senin (8/2/2016), ambrol gara-gara diterjang banjir Blitar yang mengalir dari hulu sungai. Akibat sabo dam itu runtuh total, jalur transportasi warga pun terputus.

Advertisement

“Sabo damnya sempat ambrol dan tadi malam langsung amblek total. Sekarang sudah tidak bisa dilewati lagi,” ungkap Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Ganef Rahmawanto sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara di Blitar, Selasa (9/2/2016).

Menurutnya, sabo dam itu runtuh total karena hujan turun di Kabupaten Blitar dengan intensitas yang tinggi dalam beberapa hari terakhir sehingga membentuk aliran banjir lahar. Sabo dam itu ambrol sedikit demi sedikit hingga akhirnya tanggul jalur lahar Blitar itu habis tergerus air bah.

Advertisement

Menurutnya, sabo dam itu runtuh total karena hujan turun di Kabupaten Blitar dengan intensitas yang tinggi dalam beberapa hari terakhir sehingga membentuk aliran banjir lahar. Sabo dam itu ambrol sedikit demi sedikit hingga akhirnya tanggul jalur lahar Blitar itu habis tergerus air bah.

Saat ini sabo dam yang merupakan jalur lahar aliran Gunung Kelud (1.731 mdpl) itu sudah runtuh total dan tidak bisa dilewati. Panjang sabo dam yang runtuh itu hampir 30 meter. Padahal, semula ambrol sekitar 20 meter.

Akibat runtuhnya sabo dam itu, akivitas warga menjadi terganggu. Selama ini, sabo dam itu dimanfaatkan juga sebagai jembatan penghubung kedua sisi bibir sungai. Sabo dam itu menghubungkan Desa Soso ke Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari. Tanpa adanya sabo dam itu, warga harus memutar hingga 3 km melalui jalur alternatif.

Advertisement

“Kalau air di sabo dam tidak sampai mengakibatkan banjir bandang, hanya saja air pernah meluap jika hujan deras, itu pun hanya sampai mata kaki,” ujarnya.

Dilaporkan BBWS Jatim
Ganef juga mengaku sudah melaporkan runtuh totalnya sabo dam itu ke Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) Jatim. Saat ini, dari BBWS belum melakukan peninjauan lagi, setelah sebelumnya sempat memantau saat sabo dam itu ambrol.

“Kami sudah laporkan ‘ambleknya’ sabo dam ini, dan kami pun sudah mengirimkan foto. Saat ini, kami tinggal menunggu informasi untuk perbaikan,” kata Ganef.

Advertisement

Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar juga sudah memasang papan informasi terkait dengan runtuhnya sabo dam itu. Masyarakat dianjurkan memanfaatkan jalur lain, sebab sabo dam sama sekali tidak bisa digunakan.

Sementara itu, sejumlah warga mengatakan sabo dam itu sangat bermanfaat. Selain untuk mengaliri areal pertanian juga dimanfaatkan untuk penghubung antardesa. “Kami berharap sabo dam ini segera diperbaiki. Kami biasanya sering lewat sini,” kata Sudarman, warga Desa Ngaringan.

Warga sejak beberapa waktu bersamaan dengan meningginya banjir lahar Gunung Kelud menuju wilayah Blitar itu sudah tidak bisa memanfaatkan sabo dam itu sebagai jalur transportasi. Kini sabo itu justru tak bisa lagi diandalkan hingga dibangun kembali.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif