Soloraya
Senin, 8 Februari 2016 - 16:30 WIB

BANJIR SRAGEN : BPBD Sragen: Banjir Bandang Jenar Akibat Sampah dari Hutan Perhutani

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua RT 012, Dusun Dukuh, Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen, membersihkan tumpukan lumpur akibat banjir bandang di rumah Sudar, 45, warga setempat, Senin (8/2/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Banjir Sragen di Jenar diduga akibat sampah dari hutan PT Perhutani.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 20 rumah yang dihuni 22 keluarga di empat RT Dusun Dukuh dan Betari, Desa/Kecamatan Jenar, Sragen, diterjang banjir bandang pada Minggu (7/2/2016) malam. Banjir itu diduga akibat sampah dari hutan PT Perhutani.

Advertisement

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun 14 rumah di antaranya rusak berat. Hingga Senin (8/2/2016) pagi, warga setempat dibantu tim Search and Rescue (SAR), Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Polsek, dan Koramil Jenar, masih bergotong royong membersihkan lumpur serta sampah yang memenuhi permukaan lantai rumah dan jalan kampung.

Kepala BPBD Sragen, Heru Wahyudi, menilai banyaknya sampah dari hutan milik PT Perhutani yang terbawa arus ke sungai menjadi penyebab terjadinya banjir bandang. Menurutnya, sampah itu tersangkut di Jembatan Betari sehingga membuat air tak bisa mengalir. Air itu lantas meluap ke permukiman warga dan menerjang rumah serta ladang jagung dan tebu.

“Saya mendapat laporan pukul 19.00 WIB. Seketika itu saya langsung menuju lokasi. Beruntung warga sudah siaga sebelum terjadi bencana. Mereka sudah menyelamatkan barang-barang berharga seperti ternak dan lain sebagainya,” kata Heru.

Advertisement

BPBD Sragen sudah menyalurkan sembako, sarung, selimut dan bahan material kepada korban banjir bandang pada Senin pagi. Banjir bandang juga pernah menerjang Dusun Dukuh lima tahun silam. Saat itu, terjangan banjir bandang mengakibatkan kerusakan lebih parah daripada saat ini.

Saidi, 70, warga setempat mengatakan banjir bandang menerjang kampungnya selama hampir dua jam yakni mulai pukul 16.30 WIB hingga 18.00 WIB. Menurutnya, arus banjir bandang itu cukup kuat hingga mampu merobohkan dapur rumah milik anaknya, Sudar, 45. Terjangan banjir itu juga mampu merobohkan tanaman jagung dan tebu yang berada tak jauh permukiman warga.

“Arusnya sangat cepat. Ketinggian bisa sampai dua meter jika di jalan kampung. Saya tidak berani keluar rumah karena takut hanyut,” kata Saidi saat ditemui di lokasi.

Advertisement

Banjir bandang itu menerjang RT 011 Dusun Betari, RT 012, RT 013 dan RT 014 Dusun Dukuh. Terdapat 11 rumah di RT 012 yang diterjang banjir bandang. Rumah tersebut milik Harni, 33, Suyanto, 40, Sunarto, 40, Sudar, 45, Paliyo, 78, Siman, 75, Juju, 45, Parinem, 60, Surito, 40, Narsi, 47, dan Widodo.

“RT 012 memang dikelilingi oleh Sungai Kedunggede terutama pada bagian utara, timur dan selatan. Aliran air di Sungai Kedunggede meluber karena ada limpahan air dari tiga sungai yakni Komplang, Gobang dan Bonaru,” kata Ketua RT 012, Supardi.

Sebanyak 14 dari 20 rumah yang diterjang banjir bandang mengalami kerusakan berat. Rumah milik Warsi di RT 011 dan Harni di RT 012 mengalami kerusakan terparah. “Dua rumah itu mengalami kerusakan pada bagian dapur. Dinding rumah yang terbuat dari papan kayu juga terpaksa dijebol supaya terjangan banjir bisa mengalir,” jelas Kepala Desa Jenar, Sugiyanto, saat ditemui wartawan di lokasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif