News
Minggu, 7 Februari 2016 - 15:38 WIB

ES KOPI BERUJUNG MAUT : Ada Rekonstruksi "Paper Bag", Jessica Emoh Ikut Adegan Versi Polisi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa saksi, termasuk Jessica Wongso (kanan), dalam rekonstruksi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin setelah minum kopi di Olivier Cafe. (Istimewa/Detik.com)

Es kopi berujung maut kembali direkonstruksi. Jessica Wongso mau ikut, tapi hanya rekonstruksi adegan versi dirinya.

Solopos.com, JAKARTA — Jessica Kumala Wongso baru saja menjalani rekonstruksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Olivier Cafe, Grand Indonesia Mall, hari ini, Minggu (7/2/2016). Rekonstruksi ini merupakan adegan versi pengakuan Jessica sendiri yang dilanjutkan dengan adegan versi penyidik. Namun, dia menolak menjalani rekonstruksi tahap kedua ini.

Advertisement

Dilaporkan reporter Metro TV dari lokasi rekonstruksi, Jessica sudah menandatangani berita acara penolakan rekonstruksi tersebut. Menurut pengacara Jessica, Yudi Wibowo, jika kliennya mau menjalankan rekonstruksi adegan versi penyidik, sama saja dia mengakui telah melakukan pembunuhan. Pasalnya hingga saat ini, Jessica masih enggan mengakui telah memasukkan sianida ke es kopi Vietnam yang diminum Mirna.

Masih menurut, Yudi, Jessica sempat mengalami depresi, tapi tetap menjalani rekonstruksi jilid pertama. Rekonstruksi ini dipimpin langsung oleh Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan. Dilaporkan Detik, Jessica yang mengenakan baju tahanan warna oranye dan sandal jepit tampak memperagakan beberapa adegan, salah satunya adegan saat ia duduk di meja kafe dengan membawa tiga paper bag.

Dalam rekonstruksi, terlihat Jessica mengangkat ketiga paper bag itu dan meletakkan di atas meja. Jessica duduk di sofa warna hijau dan di sampingnya terdapat tas wanitanya. Paper bag Jessica memang menjadi sorotan karena menutup meja dari pantauan CCTV.

Advertisement

Soal paper bagi ini, berdasarkan rekaman CCTV di kafe saat itu dan keterangan pegawai kafe, ayah Mirna, Dermawan Salihin, juga pernah bercerita panjang lebar. Jessica, kata Dermawan, masuk ke kafe dan ditunjukkan beberapa meja yang bisa dipilih. Setelah melihat-lihat ke atas, Jessica akhirnya memilih tempat paling pojok.

“‘Itu aja mbak’. Dia pilih paling pojok, sambil nenteng barang, tek tek tek, dia taruh di meja, semula numpuk. Lalu dia duduk sebenatar, terus dia jalan ke kanan, muter ke kasir, dia ambil kembaliannya. Dia ke pemesanan, bilang ini ini ini,” kata Dermawan dalam Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One, Selasa (2/2/2016) malam.

Karena ada 10 pesanan tamu yang antre, Jessica diminta menunggu dan dia balik ke mejanya. Tapi saat kembali, ada gestur lain yang dianggap tidak biasa. “Dia ke sana, balik, tapi baliknya ga lewat sini lagi, dia ke sana, bawa tas. Dia muter-muter dengan tujuan lihat CCTV. Kenapa?”

Advertisement

Setelah dia duduk, kata Dermawan, tas Jessica masih posisi yang sama, begitu pula tiga paperbag besar yang dia bawa. “Kemudian enggak lama, datanglah kopinya, kopi dulu. Set… sampai. Dia belum benahin itu, dia diam dulu sembari lihat kiri kanan,” kisah Dermawan.

Saat itu, Jessica masih diam menunggu hingga tak lama kemudian pesanan dua gelas cocktailnya datang. “Ditaruh [cocktailnya], ini tetep di tengah, paper bag ini disusun, diangkat sedikit, kurang dia lihat [kurang menutupi], ada CCTV. Dia ambil tasnya lagi [semula di bawah], taruh lagi.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif