News
Sabtu, 6 Februari 2016 - 02:10 WIB

HAJI 2016 : Kemenag Usul Manasik Haji Tahun Ini Kembali 10 Kali

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi manasik haji

Haji 2016 diusulkan kembali dilakukan manasil sebanyak 10 kali.

Solopos.com, SOLO – Manasik haji menjadi salah satu rangkaian penting dalam penyelenggaraan ibadah haji. Melalui manasik, calon jemaah haji diberi pemahaman, teori dan praktik, terkait  tata cara beribadah haji.

Advertisement

Berharap jemaah haji bisa memperoleh pemahaman yang cukup dan mandiri dalam beribadah di Tanah Suci, manasik diprogramkan sebanyak sepuluh kali; tujuh kali oleh KUA Kecamatan dan tiga kali oleh Kankemeng Kabupatenn/Kota. Sayang, karena efisiensi anggaran manasik haji pada penyelenggaraan ibadah haji 1436H/2015M disepakati bersama DPR hanya diberlakukan enam kali, empat kali oleh KUA dan dua kali oleh Kankemenag Kabupaten/Kota.

“Manasik haji di KUA tahun lalu dikurangi menjadi hanya 4. Padahal agar jemaah mandiri, minimal 10 kali sehingga praktiknya bisa terlaksana dengan  baik. Bagaimana ini Pak?” demikian pertanyaan sekaligus harapan yang disampaikan wakil KUA Kecamatan Andong Boyolali dalam kesempatan berdialog dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Universitas Muhammadiyah Surakartan (UMS), Rabu (3/2/2016).

Menag Lukman menyadari pentingnya manasik dilakukan lebih intensif, minimal sama dengan tahun 2014 dan tahun sebelumnya yang dilakukan sebanyak 10 kali. Menag mengaku pada 2015 karena alasan efisiensi, jumlah manasik dikurangi.

Advertisement

“Hasil evaluasi kami, ternyata banyak yang mengeluhkan ini sehingga harus ditambah. Pada 2016, kami menyampaikan usulan ke DPR agar jumlah manasik kembali menjadi 10 kali lagi. Mudah-mudahan DPR menyetujuinya,” jelas Menag seperti diberitakan Kemenag.go.id.

Selain masalah ibadah, Menag berharap manasik nantinya juga diisi dengan pengenalan terhadap kultur, budaya, dan tradisi masyarakat Saudi Arabia. Termasuk juga mengenai perbedaan antara cuaca di Tanah Air dengan di Tanah Suci.

“Jadi ilmu hidup di negara orang perlu juga dipahami oleh jemaah haji kita yang 34 % masih lulusan SD,” tutur Menag.

Advertisement

Manasik seperti ini penting, lanjut Menag, karena karakteristik jemaah haji Indonesia sangat khas. “98,45% jemaah haji Indonesia adalah mereka yang belum pernah berhaji. Bahkan dari jumlah itu, lebih dari 60% dari mereka belum pernah ke luar negeri,” jelas Menag.

Selain itu, 25,31% jemaah haji Indonesia berusia di atas 60 tahun. 34% dari mereka juga hanya lulusan SD, dan lebih dari 10% hanya menguasai bahasa daerah. “Jangankan bahasa asing, Bahasa Indonesia saja mereka tidak cukup familiar,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif