Soloraya
Sabtu, 6 Februari 2016 - 23:00 WIB

BANJIR KLATEN : Baru Diperbaiki Satu Hari, Tanggul Talang Klaten Kembali Jebol

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tanggul di Modran, Talang, Bayat, Sabtu (6/2). Tanggul tersebut mengalami kerusakan dua kali lantaran tak kuat menahan derasnya air Sungai Dengkeng, yakni Selasa (2/2/2016) malam dan Jumat (5/2/2016) malam. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Banjir Klaten terjadi di tanggul Sungai Dengkeng, Talang, Bayat.

Solopos.com, KLATEN–Tanggul Sungai Dengkeng di Modran, Talang, Bayat, kembali jebol, Jumat (5/2/2016) pukul 21.00 WIB. Sehari sebelumnya, tanggul tersebut diperbaki sukarelawan, warga, dan aparat keamanan secara manual.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi, tanggul Modran kali pertama jebol, Selasa (2/2/2016) malam. Jebolnya tanggul sepanjang 15 meter itu lantaran tak kuat menahan derasnya aliran Sungai Dengkeng saat berlangsung hujan deras selama berjam-jam. Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan air Sungai Dengkeng meluap hingga radius satu kilometer dari bibir sungai. Ketinggian air mencapai satu meter. Sewaktu kondisi air surut, sukarelawan, warga, dan aparat keamanan memperbaiki tanggul secara manual, Kamis (4/2/2016). Tanggul yang jebol tersebut ditutup dengan karung berisi pasir.

Jumat (5/2/2016) malam, kondisi di Modran, Talang, Bayat diguyur hujan deras. Hal ini mengakibatkan ketinggian air Sungai Dengkeng kembali naik 3 meter-4 meter. Tak kuat menahan derasnya air sungai, tanggul di Modran tersebut kembali jebol. Kali ini, jebolnya tanggul sepanjang tiga meter. Jumlah warga yang terdampak luapan Sungai Dengkeng di Talang mencapai 200 kepala keluarga (KK). Meski rumah mereka digenangi air, warga Talang memilih berdiam diri di rumah.

“Air mulai masuk ke permukiman warga, Jumat pukul 21.00 WIB. Ketinggian air berkisar 30 cm. Radius luapan air sungai mencapai 500 meter,” kata salah satu warga Talang, yakni Supri, 32, saat ditemui wartawan di Bayat, Sabtu (6/2/2016).

Advertisement

Hal senada dijelaskan Kepala Dusun (Kadus) I Talang, Harjianto. Sekitar 80 warga langsung gotong royong menambal tanggul yang jebol. Jumlah karung yang digunakan untuk mmenambal tanggul yang jebol tersebut mencaai 500 karung.

“Warga di sini kompak. Begitu melihat penyebab banjir dari tanggul yang jebol, semua warga bersatu untuk menambal. Kami menyadari, penambalan tanggul dengan karung berisi pasir ini tak efektif. Ini untuk penanganan darurat [sementara]. Kami berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten atau Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sungai Bengawan Solo segera membuat tanggul permanen [Sungai Dengkeng merupakan anak Sungai Bengawan Solo],” katanya.

Camat Bayat, Edy Purnomo, mengaku siap berkoordinasi dengan BBWS Sungai Bengawan Solo guna memperbaiki tanggul secara permanen.

Advertisement

“Apa yang dilakukan warga, sukarelawan, dan aparat keamanan bersifat sementara [menambal tanggul dengan karung pasir]. Ke depan, kami akan berkomunikasi lebih lanjut untuk penanganan tanggul di Modran Desa Talang itu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif