News
Kamis, 4 Februari 2016 - 17:00 WIB

PILGUB DKI JAKARTA : Yusril Siap Head to Head Lawan Ahok, Ini Hitung-Hitungan Peluangnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Yusril Ihza Mahendra (Dok/JIBI/Solopos)

Pilgub DKI Jakarta kini diramaikan masuknya Yusril Ihza Mahendra. Meski belum disurvei elektabilitasnya, Yusril siap lawan Ahok.

Solopos.com, JAKARTA — Ketum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, menyatakan siap head to head melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jika masyarakat mendukungnya. Lalu, bagaimana peluang lawyer dan guru besar hukum pendiri PBB ini di Pilgub DKI Jakarta tahun depan?

Advertisement

Partai Golkar yang banyak “dibantu” Yusril mengisyaratkan akan memberikan dukungan. Maklum, Yusril menjadi kuasa hukum kubu Ical selama proses di pengadilan melawan kubu Agung Laksono. “Bang Yusril punya kedekatan luar biasa dalam menangani konflik Partai Golkar kemarin,” kata Sekjen Golkar Munas Riau, Idrus Marham, kepada Detik, Kamis (4/4/2016).

Namun demikian memang Golkar belum mengambil keputusan final soal Pilgub DKI Jakarta. Pasalnya, ada pula sejumlah tokoh di luar parpol yang dilirik Golkar saat ini. “Memang ada nama Ahok, itu mantan kader Golkar, Pak Adhyaksa Dault selama ini juga dekat,” kata Idrus.

Advertisement

Namun demikian memang Golkar belum mengambil keputusan final soal Pilgub DKI Jakarta. Pasalnya, ada pula sejumlah tokoh di luar parpol yang dilirik Golkar saat ini. “Memang ada nama Ahok, itu mantan kader Golkar, Pak Adhyaksa Dault selama ini juga dekat,” kata Idrus.

Belum lagi, sejumlah calon internal Golkar juga bakal ikut memperebutkan tiket ke Pilgub DKI. “Ada Tantowi, Aziz Syamsuddin. Jadi kita sedang melakukan kajian nanti akan kita putuskan setelah ada kajian dan survei,” pungkasnya.

Jika dihitung-hitung, Ahok memang selalu memimpin dalam survei elektabilitas jelang Pilgub DKI Jakarta.

Advertisement

“Kalau sekadar menghitung pendukung Ahok hanya sekitar 54 persen logika Yusril bisa diterima. Tapi masyarakat tidak sampai di situ, tidak sekadar anti atau pendukung tapi juga melihat calon lawan Ahok,” ujarnya.

Jika lawan Ahok adalah calon potensial maka ceritanya bisa berbeda. Bahkan tidak menutup kemungkinan Ahok kalah. “Kalau lawan Ahok seperti Ridwan Kamil atau Tri Rismaharini, suaranya akan signifikan, masyarakat akan ke TPS. Kalau calonnya sembarangan, ya mereka tidak memilih, mending tidur tidak akan datang,” katanya.

Lalu bagaimana peluang Yusril yang bertekad melawan Ahok jika head to head? “Untuk Yusril sendiri memang belum ada surveinya, menurut saya menarik kalau Yusril maju ke DKI Jakarta. Kan Yusril tokoh, selama ini belum disurvei. Jadi bagus, bisa jadi kita belum tahu sebesar apa potensinya. Tapi untuk alasan pertama bolehlah, mikir mungkin nanti Ahok 40 persen, itu yang mau dikapitalisasi oleh calon lawan Ahok kalau head to head. Tapi kalau lawannya banyak kan repot,” kata Hasan.

Advertisement

Hasan sendiri tak yakin Ahok bakal punya satu lawan tanding di Pilgub DKI nanti. Melihat konstelasi politik saat ini, sepertinya agak sulit parpol bersatu menciptakan lawan tunggal bagi Ahok.

“Kalau Ahok independen, mungkin sulit kalau lawannya cuma satu karena ada banyak partai. Menyatukan dukungan untuk banyak orang saja repot, kecuali kalau lawan Ahok tangguh. Tapi menentukan nomor satu-dua, pengusung utama atau bukan sudah jadi pertengkaran,” katanya.

Hasan memang termasuk yang memprediksi Ahok bakal maju lewat jalur independen. “Masak Ahok akan mengabaikan dukungan lebih dari 700.000, kalau 1 juta dikumpulkan, masak tidak dipakai dan bikin mereka kecewa karena yang nyetor KTP itu 95% milih. Belum tentu pemilih parpol itu ikut pilihan partainya loh,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif