Soloraya
Kamis, 4 Februari 2016 - 20:40 WIB

PENYAKIT MASYARAKAT SRAGEN : 2 PSK dan 1 Lelaki Terjaring Razia Polisi di Bayanan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua PSK di Bayanan diamankan di Mapolres Sragen, Kamis (4/2/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Penyakit masyarakat Sragen, polisi menggelar razia di Bayanan Sambirejo.

Solopos.com, SRAGEN–Tim Satuan Sabhara Polres Sragen menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat) di dua tempat sarang pekerja seks komersial (PSK), yakni di Pasar Bambu Mbah Gajah Gondang dan kawasan pemandaian air hangat Bayanan Sambirejo, Kamis (4/2/2016). Tim polisi berhasil menjaring dua orang PSK asal Tangen dalam operasi tersebut.

Advertisement

Tim yang terdiri atas 15 personel tersebut dipimpin Kasubag Pengendailan dan Operasional Bagian Operasional Polres Sragen AKP Fajar Nur Ikhsanuddin. Mereka menyisir dua lokalisasi tersebut dengan menggunakan truk. Lokalisasi Mbah Gajah Gondang menjadi sasaran pertama dalam razia tersebut.

“Hasil razia di lokalisasi Mbah Gajah nihil. Kami langsung bergerak ke objek wisata Bayanan Sambirejo. Sebelum sampai di pintu gerbang, tim kami yang berseragam preman masuk lebih dulu. Kalau langsung masuk biasanya sering bocor. Ternyata benar, begitu kami datang banyak PSK dan pelanggannya kalang kabut. Mereka lari tunggang langgang. Kalau 10 orang ada. Kami berhasil mengamankan dua orang PSK dan seorang lelaki hidung belang,” kata Fajar mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo saat ditemui Solopos.com, Kamis siang.

Dua PSK itu diamankan di markas Satuan Sabhara untuk dimintai keterangan dan biodata. Mereka diserahkan ke Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) sebelum membuat pernyataan tertulis agar tak mengulangi perbuatannya. Dua PSK itu bernama Sumiyati, 25, dan Andri Lesatri, 32. Mereka tinggal satu kampung di kawasan Tangen, Sragen.

Advertisement

Sementara lelaki hidung belang yang tertangkap basah, Sutarno, 47, warga Tasikmadu, Karanganyar. Polisi sempat menemukan celana dalam miliknya saat penggerebekan di sebuah kamar di salah satu rumah warga.

“Saya baru sekali ini ke Bayanan. Saya hanya mampir membeli minuman di warung. Tiba-tiba pemilik warung itu menawari istirahat dengan ditemani seorang perempuan. Tarifnya Rp200.000. Saya mau. Belum sempat apa-apa, sudah ada polisi datang,” kata Sutarno.

Dia mengaku belum menyentuh PSK itu. Semula dia mau ikut berlari. Saat hendak mengambil sepatu, seorang polisi berseragam preman memergokinya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif