Rabu, 3 Februari 2016 - 14:55 WIB

PENCURIAN SRAGEN : Lab Bahasa SMPN 2 Sambungmacan Dibobol Maling, 9 CPU Raib

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencurian (Hengky Irawan/JIBI/Harian Jogja)

Pencurian Sragen, sembilan CPU dan tujuh unit monitor LCD milik SMPN 2 Sambungmacan raib dibawa pencuri.

Solopos.com, SRAGEN–Laboratorium bahasa di SMPN 2 Sambungmacan, Sragen dibobol maling, Rabu (3/2/2016) dini hari.
Tujuh unit monitor LCD dan sembilan unit CPU senilai Rp75 juta bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2013 amblas. Polisi menduga pencurian tersebut dilakukan lebih dari satu orang.

Advertisement

Peristiwa tersebut diketahui siswa SMP setempat saat bermain di depan laboratorium bahasa pada jam istirahat kedua, sekitar pukul 11.30 WIB. Para siswa curiga saat melihat kondisi dalam laboratorium yang acak-acakan. Mereka langsung memberitahu guru.

“Kami langsung mengecek laboratorium bahasa itu. Ternyata benar, tujuh monitor dan sembilan CPU amblas diembat pencuri. Sekilas tak ketahuan kalau ada pencurian. Setelah melihat jendela laboratorium baru tahu bila ada pencuri masuk karena kondisi jendela rusak,” ujar Sumiran, salah satu guru di SMPN 2 Sambungmacan saat dihubungi Solopos.com, Rabu siang.

Sumiran menjelaskan sekolah yang terletak di pinggir sawah di Desa Plumbon, Kecamatan Sambungmacan itu dijaga setiap malam. Kondisi gerimis, Selasa (2/2/2016) malam hingga Rabu dini hari membuat penjaga terlelap tidur sehingga tak mendengar atau mengetahui aktivitas mencurigakan.

Advertisement

“Tiga hari lalu ada orang yang berhenti di depan sekolah karena motornya mogok. Apa mereka juga tidak tahu. Yang jelas seperangkat komputer di laboratorium bahasa itu bantuan dari pemerintah pusat pada 2013 lalu. Sekarang kasus itu ditangani Polsek Sambungmacan,” ujarnya.

Kapolsek Sambungmacan AKP Haryanto mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo langsung mengirimkan personel ke lokasi kejadian untuk olah peristiwa. Hariyanto menduga pencurian itu dilakukan lebih dari satu orang. “Sebenarnya jendela ruang laboratorium itu sudah dipasang teralis besi. Tetapi besi itu bisa dibengkokkan. Kalau lewat pintu tidak mungkin karena ada pintu cadangan yang terbuat dari besi pula,” ujar dia.

Haryanto kesulitan mengidentifikasi pelaku pencurian. Dari hasil olah peristiwa, Haryanto tak berhasil menemukan jejak maupun sidik jari pelaku. “Kemungkinan pencuri membawa barang curiannya menggunakan beronjong dengan sepeda angin sehingga tak terdengar suara mesin. Kalau belinya dulu saya tidak tahu. Perkiraan saya kerugiannya hanya Rp15 juta karena ada penyusutan harga selama tiga tahun,” tuturnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif