Soloraya
Rabu, 3 Februari 2016 - 19:55 WIB

LONGSOR BOYOLALI : Inilah 6 Kecamatan Rawan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Longsor Boyolali, BPBD Boyolali memetakan ada enam kecamatan yang rawan longsor.

Solopos.com, BOYOLALI–Enam kecamatan di Boyolali rawan longsor. Dari enam kecamatan tersebut, empat kecamatan berada di lereng Gunung Merapi dan Merbabu, yakni Kecamatan Selo, Musuk, Cepogo, dan Ampel.

Advertisement

Dua kecamatan lain yang rawan longsor adalah Kemusu dan Klego. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Nur Khamdani, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana tanah longsor seiring tingginya curah hujan pada Februari ini.

Wilayah lereng Merapi dan Merbabu termasuk rawan longsor karena struktur tanahnya berpasir dan gembur sehingga jika diguyur hujan terus menerus mudah terjadi bencana longsor. Saat ini, di kawasan tersebut sudah terjadi longsoran skala kecil sehingga bisa diantisipasi masyarakat setempat.

BPBD Boyolali telah melayangkan surat tentang kewaspadaan bencana longsor kepada seluruh camat. Selanjutnya, camat diminta menyosialisasikan ke desa. Selain longsor, di beberapa wilayah juga waspada banjir dan bencana puting beliung.

Advertisement

“Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Februari merupakan puncak musim penghujan dengan curah hujan diprediksi cukup tinggi,” kata Nur, kepada Solopos.com, Rabu (3/2/2016).

Camat Selo, Wurlaksono, menjelaskan dari sepuluh desa di Kecamatan Selo rawan longsor. Namun, tiga desa yakni Lencoh, Jrakah, dan Selo, masuk kategori paling rawan. “Kami sudah koordinasikan kepala desa dan organisasi pengurangan risiko bencana [OPRB] agar antisipasi bencana ini mulai dimaksimalkan,” kata Wurlaksono. Ketiga desa tersebut juga mulai mengaktifkan taruna siaga bencana. “Kelompok siaga bencana ini mulai stanby 24 jam,” kata dia.

Dia mengimbau warga Selo tetap berada di dalam rumah jika terjadi hujan lebat. Biasanya, rumah-rumah warga di Selo berada di antara tebing-tebing, bahkan ada yang berdekatan dengan tebing. “Untuk yang rumahnya dekat tebing, menjauh dulu dari bagian rumah yang berimpitan dengan tebing. Jadi kalau ada longsor, setidaknya tidak memicu korban jiwa.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif