Jogja
Rabu, 3 Februari 2016 - 05:40 WIB

DEMAM BERDARAH : Dua Bulan, Penderita di Gunungkidul Capai 71 Orang

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Jumlah kasus DBD ini mengalami kenaikan dua kali lipat dibanding Desember 2015, yang hanya berjumlah 24 kasus.

 

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul, selama Januari dan Februari 2016 mencapai 71 orang, sehingga masyarakat diharapkan mewaspadai siklus tahunan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinskes) Gunung Kidul Agus Prihastoro di Gunungkidul, Selasa (2/2/2016), mengatakan jumlah kasus DBD ini mengalami kenaikan dua kali lipat dibanding Desember 2015, yang hanya berjumlah 24 kasus.

“Dari data kami sampai Ada 71 orang, dan kami perkirakan menurun dibandingkan 2015,” kata Agus.

Advertisement

Ia mengatakan jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah lainnya seperti Kulon Progo dan Bantul. Ia berharap ke depan tidak ada peningkatan signifikan jumlah penderita DBD.

“Di dua kabupaten Bantul dan Kulon Progo penderitanya lebih tinggi dari sini, semoga di sini tidak bertambah secara signifikan,” katanya.

Agus mengungkapkan untuk wilayah yang menjadi endemik DBD di ibukota kabupaten yakni, Kecamatan Wonosari. Pennyakit yang disebabkan nyamuk aides aighepty ini menyerang siapa saja dari orang tua hingga balita.

Advertisement

“Di Wonosari kasusnya sangat banyak dibanding wilayah kecamatan lain,” kata Agus.

Untuk mencegah penularan pihaknya rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, supaya menjaga pola hidup sehat. Budaya bersih dengan menerapkan pola 3 M (menguras, mengubur dan menutup).

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Gunung Kidul Suharyanta mengatakan ada enam kecamatan di Gunung Kidul yang menjadi endemis DBD yakni Kecamatan Playen , Karangmojo, Wonosari, Saptosari, Tepus dan Nglipar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif