Soloraya
Rabu, 3 Februari 2016 - 16:55 WIB

BANJIR SOLO : Awas, Tanggul Kali Jenes Mulai Retak

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampakan Kali Jenes di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Rabu (3/2/2016) pagi. Pada Selasa (2/2/2016) malam, Kali Jenes meluap hingga menggenangi rumah warga di Semanggi. (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, kondisi tanggul Kali Jenes yang masuk wilayah Semanggi, Pasar Kliwon makin kritis.

Solopos.com, SOLO–Retakan sepanjang puluhan meter muncul di tanggul Kali Jenes wilayah RW 023 Semanggi Pasar Kliwon. Kondisi itu rawan memicu longsor jika intensitas hujan terus meningkat. Sejumlah warga yang menghuni sekitar tanggul mengaku pasrah.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Rabu (3/2/2016), retakan sepanjang 50 meter dengan lebar sekitar 10 sentimeter muncul di tanggul yang pada 2007 lalu sempat longsor. Hujan sepanjang hari pada Selasa (2/2/2016) membuat rekahan terus meluas. Sejumlah rumah warga bahkan tinggal berjarak beberapa meter dari retakan.

“Warga mulai tahu ada retakan sekitar pukul 22.00 WIB kemarin. Retakannya memanjang di tanggul yang longsor ke arah timur,” ujar Ketua RW 023 Semanggi, Nur Rahmad, kepada Solopos.com di Pasar Kliwon.

Warga di sekitar kawasan tanggul mengaku pasrah dengan kondisi infrastruktur yang semakin kritis. Menurut Rahmad, sebagian struktur tanggul yang berupa tanah padas berpotensi membuat longsoran makin meluas. Saat banjir 2007, tanggul di kawasan tersebut longsor sepanjang 150 meter. Beronjong penguat tanggul yang dipasang pada 2014 pun telah hanyut dibawa air. “Kami terus terang bingung mau berbuat apa, pasrah saja. Saat ini semua warga RW masih beraktivitas seperti biasa,” ucapnya.

Advertisement

Rahmad mendorong segera ada pembuatan beronjong baru di sekitar kawasan longsor. Dia menyebut anyaman bambu atau sesek yang terpasang saat ini tidak mampu menahan limpasan air dalam jumlah besar.

“Beronjong saja bisa jebol kemarin. Sementara ini, saya hanya bisa mengimbau warga tidak buang sampah sembarangan untuk menjaga kekuatan tanggul.”

Tokoh masyarakat Semanggi, Ekya Sih Hananto, mengaku telah melaporkan retakan tanggul pada SKPD terkait. Ekya mendorong ada solusi konkrit untuk menjaga kawasan sekitar dari ancaman longsor dan banjir. “Kalau dibiarkan saja saya khawatir tinggal nunggu bablase [tanah kembali longsor],” tuturnya.

Advertisement

Dia meminta opsi relokasi warga sekitar tanggul diseriusi sebagai solusi jangka panjang. Menurut Ekya, warga setuju pindah asal diberi tempat tinggal baru. Terdapat puluhan kepala keluarga yang tinggal di tanggul wilayah RW 006, RW 007 dan RW 023.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif