Jatim
Rabu, 3 Februari 2016 - 19:05 WIB

ANGIN KENCANG TRENGGALEK : Puting Beliung Rusakkan 8 Rumah di Trenggalek

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dan polisi mencermati rumah warga yang roboh diterjang puting beliung di Trenggalek. (tribatanewsjatim.com)

Angin kencang Trenggalek yang menyertai hujan lebat membuat delapan rumah warga rusak parah.  

Madiunpos.com, TRENGGALEK— Hujan lebat disertai angin kencang, Selasa (2/2/2016), menerjang delapan rumah milik warga di Desa Karanganom, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim).  Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Trenggalek sejak Selasa hingga Rabu (3/2/2016) pagi juga membuat sejumlah ruas jalan di Trenggalek tergenang air.

Advertisement

Kondisi delapan rumah yang diterjang angin kencang Trenggalek itu rusak parah. Genting dan atap rumah terbawa puting beliung. Hujan lebat yang disertai angin kencang itu juga telah merusak sejumlah rumah warga di Kecamatan Bendungan dan Kecamatan Panggul. Bukan hanya hujan disertai angin kencang, beberapa rumah di Kecamatan Panggul secara bersamaan juga dilaporkan roboh akibat tanah longsor.

Kapolres Trenggalek, AKBP I Made Agus Prasatya, mengatakan hujan yang mengguyur sejak Selasa sore membuat debit air di sepanjang sungai yang melintasi Trenggalek meningkat. Kendati sejauh ini tidak dilaporkan adanya korban jiwa dalam peristiwa itu, namun rangkaian bencana alam Trenggalek itu merobohkan sejumlah rumah.

Agus menuturkan Kabupaten Trenggalek sangat rentan terjadi bencana alam, seperti longsor dan banjir. “Jenis tanah di Kabupaten Trenggalek itu kan tanah padas yang mudah longsor. Selain itu, Sungai Ngasinan yang melintas di tengah wilayah perkotaan juga menjadi salah satu potensi banjir,” kata Agus yang dikutip Madiunpos.com di laman tribatanewsjatim.com, Rabu (3/2/2016).

Advertisement

Agus menyampaikan Polres Trenggalek telah menyiagakan satuan tugas (satgas) bencana yang dipimpin Kasatsabhara Polres Trenggalek AKP Rudi Purwanto. Satgas bencana ini bertugas untuk mendeteksi dan bertindak cepat terhadap berbagai macam potensi bencana yang ada. Selain itu, memberikan bantuan personel yang berkualitas untuk membantu korban bencana alam.

Agus menuturkan seluruh polisi harus peka dan tanggap ketika masyarakat mengalami kesulitan termasuk saat terjadi bencana alam. Polisi harus hadir dan ada untuk masyarakat yang membutuhkan.

“Tidak ada istirahat bagi personel Satgas, apalagi musim hujan seperti sekarang. Polisi juga dituntut untuk tanggap ketika menemukan dan menerima laporan mengenai bencana alam. Seperti yang dilakukan Polsek Dongko, Polsek Panggul, Polsek Karangan, Polsek Durenan, dan Polsek Bendungan. Mereka sigap membantu masyarakat yang sedang mengalami musibah, meski dengan alat seadanya,” tegas Agus.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif