Soloraya
Selasa, 2 Februari 2016 - 18:40 WIB

PENATAAN PKL SOLO : PKL Gerobak Kuning akan Direlokasi ke Selatan Stadion Sriwedari

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PKL berjualan di zona larangan PKL. (Dok/JIBI/Solopos)

Penataan PKL Solo, Pemkot merelokasi PKL City Walk di selatan Stadion Sriwedari.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana merelokasi pedagang kaki lima (PKL) gerobak kuning di sepanjang city walk Jl. Slamet Riyadi ke selatan Stadion Sriwedari atau tepatnya lahan belakang toko buku. PKL yang ditata saat zaman Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) ini akan dikumpulkan menjadi satu lokasi.

Advertisement

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagiyo menilai relokasi ke selatan Stadion Sriwedari dinilai paling representatif dan sesuai permintaan pedagang untuk dijadikan satu lokasi.  Menurut Subagiyo, lahan yang tersedia cukup luas dan mampu menampung 60 PKL gerobak kuning. Sedangkan alternatif lokasi lainnya, seperti selter Baron, selter Jl. Dr. Supomo, Galabo dan selter Penumping tidak mencukupi karena tak mampu menampung semua pedagang.

“PKL menginginkan direlokasi ke satu tempat. Setelah kami koordinasi dengan PKL, lokasi yang pas hanya di selatan lapangan Sriwedari,” katanya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Selasa (2/2/2016).

Subagiyo belum bisa memastikan kapan rencana pemindahan pedagang ke selatan lapangan Stadion Sriwedari itu. Pemkot, lanjutnya, masih menunggu rampungnya penyelesaian sengketa lahan Sriwedari. Pemkot tidak bisa serta merta merelokasi mereka ke lokasi itu karena lahan Sriwedari luasnya mencapai 9,9 hektar masih dalam sengketa Pemkot dengan ahli waris Wiryodiningrat. Selain persoalan itu, DPP juga belum mengalokasikan anggaran untuk pembuatan selter bagi PKL city walk yang akan direlokasi.

Advertisement

“Mungkin pembangunannya menggunakan dana coorporate social responsibility [CSR], atau pihak ketiga yang peduli dengan PKL. Tapi pembangunannya menunggu sengketa lahan itu selesai dulu,” kata Subagiyo.

Subagiyo menepis tudingan adanya perlakuan istimewa bagi PKL gerobak kuning. Tudingan ini muncul seiring lambannya penataan PKL bagi pedagang gerobak kuning. Padahal sebelumnya Pemkot telah menertibkan ratusan PKL yang menggelar dagangan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi. Subagiyo berdalih tidak bisa asal menertibkan PKL tanpa ada solusi yang ditawarkan. Pemkot tetap mempertimbangkan sisi kemanusiaan dalam setiap penertiban PKL. Sementara ini, Pemkot masih memperbolehkan pedagang beraktivitas di city walk Jl. Slamet Riyadi.

“Data awal, semula terdapat 60 PKL yang masuk daftar untuk dipindah. Tapi dalam perkembangannya, lima PKL terpaksa dicoret karena dianggap melanggar ketentuan,” katanya.

Advertisement

Subagiyo mengatakan lima PKL terpaksa dicoret karena melanggar ketentuan, di antaranya tidak bisa menjaga kebersihan, dan menggunakan tenda. Padahal, PKL city walk hanya diperkenankan memakai gerobak dan payung. Aturan lainnya, PKL dilarang memasak di tempat.

Ketua Paguyuban PKL gerobak kuning city walk Sukirno mengaku sepakat dengan rencana Pemkot merelokasi pedagang dalam satu lokasi. Meskipun, ia mengaku berat harus direlokasi ke tempat lain. Ia beralasan para PKL sudah mapan dan mendapatkan pelanggan saat berjualan di area city walk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif