Jogja
Selasa, 2 Februari 2016 - 09:40 WIB

KETAHANAN PANGAN : Tujuh Desa di Gunungkidul Masih Terindikasi Rawan Pangan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi persiapan bibit padi. (JIBI/Solopos/Antara/Umarul Faruq)

Tujuh desa yang mengalami rawan pangan di Kabupaten Gunungkidul. Yakni Desa Grogol, Karangasem, Banyusoco, Mertelu, Kenteng, Wonosari, dan Duwet.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, WONOSARI-Tahun 2016 Masih ada tujuh desa yang mengalami rawan pangan di Kabupaten Gunungkidul. Yakni Desa Grogol, Karangasem, Banyusoco, Mertelu, Kenteng, Wonosari, dan Duwet.

Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Gunungkidul mengusahakan beberapa program untuk mengentas kemiskinan di desa-desa tersebut.

Advertisement

Kepala Sub Bidang Ketersediaan Bahan Pangan BP2KP Kabupaten Gunungkidul, Nur Cholis S, mengungkapkan ada beberapa usaha yang dilakukan, yakni antara lain melakukan peningkatan produksi hasil pertanian di masing-masing wilayah. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan potensi-potensi diluar sektor pertanian.

“Dari keseluruhan desa di Gunungkidul yang terkena rawan pangan sejak 2007 sudah berkurang angkanya. Desa rawan pangan sudah berkurang secara bertahap, dari 90, 70, 40, hingga sekarang tinggal 7 desa,” kata Nur Cholis, Senin (1/2/2016).

Di Desa Mertelu, salah satunya dengan menjalankan kegiatan Desa Mandiri Pangan yang bertujuan memanfaatkan potensi desa untuk ketahanan pangan, di Kentheng terdapat Fasilitasi akses pangan, yakni kegiatan jual-beli yang dikelola oleh suatu kelompok dengan mengutamakan warga miskin agar mudah mendapatkan akses pangan dengan harga yang terjangkau. Banyusoca dan Karangasem memiliki program Lumbung pangan, sedangkan desa Wonosari, Grogol, dan Duwet masih diupayakan tahun 2016 ini untuk membuat program kegiatan antisipasi rawan pangan.

Advertisement

BP2KP membagi kriteria desa rawan pangan dalam beberapa indikator antara lain, melihat ketersediaan pangan, akses, dan pemanfaatan pangan di masing-masing desa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif