Soloraya
Senin, 1 Februari 2016 - 16:40 WIB

DUGAAN IJAZAH PALSU : Dituding Memfitnah, Massa PDIP Sukoharjo Datangi dan Merusak Rumah Widiono

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan kader PDIP Sukoharjo mendatangi rumah Widiono yang dianggap memfitnah cawabup terpilih Sukoharjo, Purwadi, Senin (1/2/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Dugaan ijazah palsu, massa PDIP Sukoharjo mendatangi rumah pegiat seni Sukoharjo, Widiono, atas tudingan dugaan pemalsuan ijazah cawabup terpilih Sukoharjo, Purwadi.

Solopos.com, SUKOHARJO–Sebanyak 900-an orang kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sukoharjo mendatangi rumah Widiono di Kampung Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Senin (1/2/2016). Mereka menuding pegiat seni itu memfitnah melalui media bahwa ijazah yang digunakan Wakil Bupati terpilih, Purwadi, saat pencalonan pilkada palsu.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, massa tiba di rumah lelaki yang akrab disapa Widi itu pukul 08.30 WIB. Sesampainya di lokasi massa yang mayoritas mengendarai sepeda motor itu langsung memenuhi depan gerbang rumah Widi sisi timur. Orator yang berada di bak mobil meminta Widi keluar rumah mempertanggungjawabkan argumennya di media. Namun, ternyata rumah Widi sepi. Tidak ada seorang pun yang keluar rumah. Mengetahui hal itu massa mengucapkan kata-kata makian dan umpatan kepada Widi.

“Jangan jadi banci, hadapi kami. Kami minta pertanggungjawabanmu,” kata salah satu orator, Dahono Marlianto yang juga anggota DPRD Sukoharjo dari Fraksi PDIP.

Tak lama massa yang emosi mulai anarkistis. Sejumlah genting variasi pagar depan rumah dilepas lalu dilemparkan ke dalam bangunan yang berbentuk seperti panggung itu. Ada pula orang yang melemparkan tong sampah. Tiang lampu di depan rumah sisi barat dirusak. Melihat kondisi itu orator meminta koordinator massa masing-masing wilayah menenangkan mereka. Namun, massa sudah telanjur merusak beberapa bagian rumah Widi. Sesaat sebelum massa berpindah dari lokasi aparat Polres Sukoharjo tiba di lokasi.
Massa melanjutkan orasi di kawasan simpang lima atau Proliman Sukoharjo dengan kawalan ketat polisi.

Advertisement

Di tempat tersebut orator menyampaikan Widi telah menzalimi Purwadi dan keluarga besar PDIP. Tuduhannya sangat kejam sehingga perlu diseret ke pengadilan.

Selain Dahono, sejumlah anggota DPRD dari Fraksi PDIP lainnya yang ikut aksi di rumah Widi dan kawasan proliman, seperti Nurjayanto, Sukardi Budi Martono, dan Syarif Hidayatullah.

Bendahara DPC PDIP Sukoharjo, Nurjayanto, kepada wartawan menyampaikan aksi digelar untuk menunjukkan bahwa tuduhan yang dilontarkan Widi tidak benar. Berdasar surat keterangan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Solo No. 800/322/SET/2016 menyatakan Purwadi pemegang sah surat tanda tamat belajar (STTB) yang diterbitkan Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama Negeri 13 Solo pada 8 Mei 1981. Selain itu surat tersebut juga menyatakan STTB milik Purwadi yang diterbitkan Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas Negeri 1 Solo pada 30 April 1984 asli dan diyakini kebenarannya.

Advertisement

“Peringatan buat Widi, jadi lah warga negara yang baik. Jangan suka sampaikan informasi yang belum diketahui kebenarannya. Kalau punya bukti silakan berikan kepada polisi. Kalau masih sampaikan hal-hal yang tidak benar jangan salahkan suatu saat kami akan membawa massa yang lebih banyak lagi,” ucap Nurjayanto.

Sementara itu Widi hingga berita ini ditulis belum bisa dimintai konfirmasi. Dia tidak bisa dihubungi dan keberadaannya belum diketahui.

Ketua Forum Lintas Aktivis Sukoharjo (FLAS), Bambang Hermanto, menyayangkan aksi yang digelar massa PDIP, terlebih hingga terjadi perusakan properti pribadi Widi. Menurut dia seharusnya PDIP menjawab pendapat orang di media juga melalui media.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif