Jateng
Senin, 1 Februari 2016 - 19:50 WIB

BENCANA CILACAP : Waspada, Bencana Banjir dan Longsor Mengancam Cilacap Barat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir selutut (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana Cilacap berupa banjir dan longsor masih membayangi.

Semarang.com, CILACAP- Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengimbau warga Kabupaten Cilacap bagian barat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana banjir dan longsor.

Advertisement

“Imbauan ini karena curah hujan pada bulan Februari untuk wilayah Cilacap bagian barat seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, dan Karangpucung diprakirakan berkisar 300-400 milimeter,” kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (1/2/2016).

Ia mengatakan curah hujan berkisar 300-400 milimeter termasuk kategori tinggi sehingga warga Cilacap bagian barat diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir dan longsor.

Menurut dia, curah hujan berkisar 300-400 milimeter per bulan juga berpotensi terjadi di wilayah tengah Jateng seperti Purwokerto, Purbalingga, dan Banjarnegara yang merupakan daerah pegunungan.

Advertisement

Sementara untuk wilayah pesisir selatan Jateng, kata dia, curah hujan pada bulan Februari diprakirakan berkisar 200-300 milimeter.

Disinggung mengenai akumulasi curah hujan pada bulan Januari 2016 untuk kota Cilacap, dia mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan tercatat sebesar 254 milimeter dengan 19 hari hujan sehingga berada di bawah normal.

“Dalam kondisi normal, curah hujan bulan Januari untuk wilayah kota Cilacap berkisar 300-400 milimeter,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa curah hujan harian tertinggi pada bulan Januari 2016 terjadi pada hari Minggu (31/1/2016) karena mencapai 85 milimeter sehingga masuk kategori lebat.

Menurut dia, hujan lebat yang terjadi pada Minggu malam itu dipengaruhi oleh aktivitas badai atau siklon tropis Span yang muncul di daratan Australia bagian barat serta pumpun angin di sekitar Pulau Jawa.

Kendati demikian, dia mengatakan kekuatan badai Span cenderung melemah karena telah bergerak ke selatan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif