Soloraya
Minggu, 31 Januari 2016 - 14:40 WIB

HAUL HABIB ALI : Haul Sudah Tumbuh Jadi Gaya Hidup

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat muslim berjalan meninggalkan lokasi pelaksanaan acara Haul Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi di Masjid Ar Riyadh, Jl. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (31/1/2016). Ribuan umat muslim mulai meninggalkan Kota Solo setelah selesai mengikuti rangkaian acara Haul Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi di Masjid Ar Riyadh. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Haul Habib Ali dinilai sudah tumbuh dari agenda religi menjadi gaya hidup.

Solopos.com, SOLO–Perhelatan Haul Habib Ali bi Muhammad Al Habsyi dinilai tumbuh dari sekadar agenda religi menjadi sebuah gaya hidup. Hal itu merujuk bertambahnya jumlah pengunjung Haul Habib di tiap tahun pelaksanaan.

Advertisement

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, mengamati pengunjung haul beberapa tahun terakhir tak sebatas jamaah yang ingin mengikuti agenda keagamaan. Mereka mulai mengajak keluarga atau pasangan untuk ikut serta. Fenomena itu membuat jumlah peserta Haul Habib Ali membeludak hingga diprediksi mencapai 150.000 pengunjung tahun ini.

“Anak-anak kecil pun sekarang diajak mengikuti haul. Seperti umrah, haul perlahan tumbuh menjadi lifestyle (gaya hidup). Ada yang kurang jika absen di agenda ini,” ujar Daryono saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (31/1/2016).

Menurut Daryono, acara haul akan terus berkembang menjadi wisata ziarah yang diminati di masa mendatang. Dia bahkan memprediksi tiga tahun ke depan agenda haul akan semakin dibanjiri pengunjung dari berbagai kota dan negara. Hal itu karena pelaksanaan haul hampir berbarengan dengan libur Tahun Baru. “Pengunjung tak sekadar mendatangi Solo untuk acara haul, tapi juga menikmati libur panjang,” kata dia.

Advertisement

Daryono menilai potensi Haul Habib Ali mestinya dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menggerakkan roda ekonomi skala kota. Saat ini, “berkah” pelaksanaan haul cenderung terpusat di kawasan Pasar Kliwon dan sekitarnya. Menurut Daryono, pemerataan roda ekonomi dapat dicapai salah satunya dengan memberikan fasilitas parkir gratis di tengah kota. “Pemkot bisa menyediakan semacam shuttle (kendaraan pengantar) bagi pengunjung menuju lokasi haul. Harapannya, usaha di sepanjang rute bisa ikut ketiban berkah. Upaya ini juga bisa mengurai keramaian karena parkir kendaraan pengunjung di Pasar Kliwon.”

Lebih jauh, Daryono memprediksi ada peningkatan perputaran uang sekitar 10% dibanding perhelatan haul tahun lalu. Namun dia belum dapat memastikan kisaran total transaksi oleh pengunjung haul tahun ini.

Cicit Habib Ali, Habib Musthofa Mulachela, mengaku tak dapat memprediksi besarnya perputaran uang efek kegiatan haul. Namun dia memastikan agenda tersebut berdampak luar biasa bagi perekonomian masyarakat. “Dua pekan sebelum acara, pasar-pasar tradisional sudah laku untuk penyiapan bahan baku haul. Demikian halnya penginapan mulai hotel hingga rumah warga. Wong cilik seperti pedagang hik hingga pemulung juga mendapat berkahnya,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif