Soloraya
Sabtu, 30 Januari 2016 - 18:00 WIB

ORMAS GAFATAR : 16 Eks Anggota Gafatar Dipulangkan ke Masaran Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mantan Ketua Gafatar Sragen, Sardi, turun dari bus setibanya di halaman Kantor Kecamatan Masaran, Sragen, Sabtu (30/1/2016). Sardi dan 15 orang eks Gafatar lainnya dipulangkan ke rumah masing-masing oleh tim Pemkab Sragen. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Ormas Gafatar ini masih terkait pemulangan eks anggota Gafatar eks tempat asal.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 16 orang eks anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan ke Desa Kliwonan, Sidodadi, dan Jirapan, Kecamatan Masaran, Sragen, setelah dijemput dari Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Sabtu (30/1/2015).

Advertisement

Pengurus Gafatar Sragen membubarkan diri pada 14 Agustus 2014. Sardi, 40, warga Kalitengah RT 026/RW 006, Desa Sidodadi, Masaran merupakan mantan Ketua Gafatar Sragen yang sebelumnya dipimpin Tri Setyo Budi Pardi.

Setelah mereka membubarkan Gafatar sendiri kemudian merantau ke Kalimantan Barat untuk bercocok tanam. Tim yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto tiba di Asrama Haji Donohudan, Boyolali pukul 11.15 WIB.

Setelah menyelesaikan persyaratan adminidtrasi dan menandatangani berita acara serah terima eks anggota Gafatar antara Kepala Kesbangpollinmas Jateng Achmad Rofai dan Sekda Tatag Prabawanto, tim membawa pulang belasan orang itu.

Advertisement

Rombongan langsung menuju Kantor Kecamatan Masaran. Kedatangan rombongan disambut Camat Masaran Joko Suratno didampingi Kapolsek Masaran AKP Mujiyono dan Komandan Koramil Masaran Kapten (Inf) Muayat, Kepala Badan Harian Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Heru Wahyudi dan beberapa pejabat Dinas Sosial Sragen.

Kabid Hubungan Antarlembaga Kesbangpollinmas Sragen, Sugeng Priyono, memanggil eks Ketua Gafatar Sragen, Sardi, untuk turun kali pertama dari bus berwarna biru itu. Sardi diminta mengecek semua barang bawaan milik keluarganya yang dikumpulkan anggota BPBD di halaman Kecamatan Masaran.

“Mereka ini bukan eks Gafatar dan korban Gafatar. Mereka ini sebenarnya korban ketidaktahuan. Sekarang mereka sudah diterima di Sragen sebagai penduduk Sragen lagi. Babinsa [Bintara Pembina Desa] dan Pemkab akan membina dan menantu aktivitas mereka,” ujar Sekda saat ditemui

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif