Jateng
Sabtu, 30 Januari 2016 - 11:50 WIB

ANTISIPASI TERORIS : Pria Dikira Teroris Ini Ternyata Sedang Jalani Lelaku Kelilingi Pulau Jawa

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dimas Cokro Bayu Purnomo Aji, 36, warga Jombang, pria yang dicurigai sebagai teroris, tengah menunjukkan barang bawaannya kepada petugas di Mapolres Semarang, Jumat (29/1/2016) malam.(Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Antisipasi teroris dilakukan pihak kepolisian dengan menjalankan pemeriksaan secara gencar.

Semarangpos.com, UNGARAN – Jajaran Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Semarang menciduk seorang pria yang dicurigai sebagai teroris oleh warga di Jl Gatot Subroto, Ungaran, Jumat (29/1/2016) malam WIB.

Advertisement

Pria yang diketahui bernama Dimas Cokro Bayu Purnomo Aji, 36, warga Jombang, itu dihadapan polisi mengaku bukanlah anggota teroris atau jaringan separatis lainnya melainkan tengah menjalani lelaku spiritual dengan berjalan kaki mengitari Pulau Jawa selama 11 tahun.

Pria yang mengaku akrab disapa Bayu itu dicurigai warga karena berperangai aneh. Ia terlihat mondar-mandir di Alun-alun Ungaran sambil membawa tas ransel berukuran jumbo.

Aparat kepolisian sempat memeriksa Bayu di pinggir jalan. Setelah digeledah, di tas ransel Bayu itu, polisi tidak menemukan benda berbahaya dan hanya perlengkapan pribadi serta berbagai batu untuk membuat akik.

Advertisement

Saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Semarang, Bayu mengaku merupakan lulusan Fakultas Hukum Udayana 2004 silam dan mengantongi gelar Sarjana Hukum (SH). Ia juga mengaku pernah menjalankan ibadah haji ke Tanah Suci pada 2003 silam.

Selain itu, ia juga mengaku tengah menjalani lelaku yang merupakan wangsit dari para leluhurnya dengan berjalan kaki mengitari Pulau Jawa selama 11 tahun, mulai dari 20 Mei 2006 hingga 20 Mei 2017.

“Saya sedang lelaku spritiual, Tapa Lelana. Lelaku ini memaksa saya untuk jalan kaki ke seluruh tempat di Pulau Jawa sejak 2006-2017. Kalau belum selesai saya tidak boleh pulang. Ini atas perintah ayah saya yang meminta saya menggantikan posisinya sebagai juru kunci makam Wonosalam kelak,” terang Bayu di hadapan petugas.

Advertisement

Selama menjalani ritual ini, Bayu mengaku acap singgah di makam-makam yang dilalui untuk beristirahat. Ia juga mengaku menyambung hidup dengan berjualan batu akik atau menyembuhkan orang dengan kemampuan spiritualnya.

“Rejekinya dari jalan. Kebetulan kemampuan spiritual saya sudah kebuka sedikit. Itu saya gunakan untuk membantu orang. Kalau batu akik, saya memang sudah hobi sejak 1993 silam,” imbuh Bayu.

Keterangan Bayu ini tidak sepenuhnya dipercaya oleh pihak kepolisian. Hal ini tak lain karena Bayu tidak membawa identitas resmi maupun tanda pengenal. Ia hanya membawa secarik kertas yang berisi keterangan identitasnya dari Paguyuban Sesepuh Pinisepuh Sri Aji Jaya Baya Kediri.

“Sudah wewenang kami menangkap orang yang dicurigai. Kami akan melakukan pemeriksaan kepada pria ini. Baik sidik jari, retina, maupun yang lain. Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan Polres Jombang tentang keterangan pria ini. Jika data-data yang kami peroleh sesuai dengan keterangan, kami akan melepasnya,” ujar Kasatreskrim Polres Semarang, Herman Sofyan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif