Jogja
Jumat, 29 Januari 2016 - 04:40 WIB

KESEHATAN PANGAN : Warga Gunungkidul Diminta Kenali Ciri Daging Oplosan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya)

Cara mudah untuk mengenali perbedaan antara daging sapi dan babi terlihat dari teksturnya.

 

Advertisement

Harianjogja.com, WONOSARI-Warga Gunungkidul harus sangat berhati-hati dan mampu mengenali ciri-ciri daging oplosan dengan jeli, ketika memilih daging untuk dikonsumsi, di pusat perbelanjaan.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul, Krisna Berlian menjelaskan, cara mudah untuk mengenali perbedaan antara daging sapi dan babi terlihat dari teksturnya. Serat daging sapi terlihat dengan jelas dan padat. Sedangkan daging babi seratnya biasanya tidak terlihat dan cenderung renggang. Dari langkah ini sesungguhnya sudah terlihat jelas, perbedaan antara daging sapi dan daging babi.

“Daging sapi, tekstur dagingnya cenderung kaku, kalau daging babi cenderung lembek. Warna daging babi juga lebih pucat dibandingkan daging sapi,” ujarnya, Kamis (28/1).

Advertisement

Krisna mengungkapkan sejumlah pedagang nakal kerap mengelabui konsumen, mereka memudarkan warna pucat daging babi dengan menggunakan darah sapi yang dicampurkan ke daging babi, sehingga menghasilkan warna yang mirip daging sapi.

Saat ini Dinas Peternakan masih terus memantau peredaran daging di pasar. Diharapkan dengan peningkatan pengawasan, peredaran daging sapi yang dicampur babi bisa diminimalisir.

Anggota Fraksi Gerakan Indonesia Raya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gunungkidul Purwanto mengungkapkan, hal senada mengenai tindakan pedagang nakal yang suka mencampurkan darah sapi pada daging babi, untuk menyamarkannya.

Advertisement

“Kami berharap ada upaya cepat dari Pemerintah Kabupaten untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY), untuk bisa melakukan inspeksi mendadak di sejumlah pasar tradisional di Gunungkidul. Kalau memang ini wewenang Pemda DIY, segera berkoordinasi agar tidak menunggu saja,” tuturnya.

Selain itu ia juga berharap ada pembinaan yang sifatnya nyata dan tegas serta pengawasan ketat, dan sanksi apabila diperlukan.

“Karena ini [perdagangan sapi oplosan] merugikan konsumen, terutama umat Islam,” ucapnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif