Entertainment
Jumat, 29 Januari 2016 - 09:25 WIB

FILM BARU : Misi Sosial “Ketika Mas Gagah Pergi” untuk Palestina dan Ternate

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketika Mas Gagah Pergi (Bisnis.com)

Film baru Ketika Mas Gagah Pergi diproduksi dengan misi sosial.

Solopos.com, SOLOKetika Mas Gagah Pergi (KMGP) menjadi satu dari sekian film Tanah Air yang diproduksi dengan misi sosial. Sebagian profit dari film ini dialokasikan untuk menyokong pendidikan anak-anak di Palestina dan Ternate.

Advertisement

“Aku melihat sendiri kehidupan anak-anak di Ternate. Satu ruang kelas yang sempit, ada banyak anak yang harus belajar di bawah atap bocor. Meja dan bangku enggak ada, duduk di lantai semen. Sementara Palestina, di kawasan perang seperti itu kondisi anak-anak di sana sangat memprihatinkan,” papar Aquino Umar, pemeran Gita dalam KGMP saat jumpa pers di Solo Grand Mall Solo, Kamis (28/1/2016).

Kamis siang tersebut dua bintang KMGP, Aquino Umar dan Ali Syakieb hadir dalam rangkaian road show promosi film terbaru mereka di Kota Solo.

Advertisement

Kamis siang tersebut dua bintang KMGP, Aquino Umar dan Ali Syakieb hadir dalam rangkaian road show promosi film terbaru mereka di Kota Solo.

Keduanya berkisah betapa KMGP hadir tak hanya sebagai film yang menghibur, namun menginspirasi untuk berbuat sesuatu yang bernilai positif.

Siang tersebut, Aquino berkisah betapa kondisi pendidikan anak-anak di wilayah pesisir Ternate sangat memprihatinkan. Keindahan alam Ternate ternyata tak seindah potret pendidikan anak-anak di sana.

Advertisement

Sebelum KMGP rilis di bioskop, jelang akhir 2015 lalu manajemen KMGP, artis, beserta sejumlah sponsor bahkan telah patungan untuk mencicil bantuan mereka ke anak-anak Palestina dan Ternate.

Di Palestina, bantuan yang telah terwujud berupa laboratoriun bahasa. Sementara di Ternate berupa perlengkapan sekolah dan sejumlah sarana penunjangnya.

Ali Syakieb menuturkan misi kemanusiaan tersebut menjadi salah satu alasan kuatnya bergabung di produksi film tersebut.

Advertisement

“Ini jadi salah satu alasan kuat saya bermain di film ini, karena ini film untuk kemanusiaan,” ujar dia, Kamis.

Mencoba mengulik sisi humanisme penonton, sejumlah scene terkait Palestina sengaja dipertahankan dalam KMGP. Potongan scene tersebut berisi dialog seputar Palestina.

“Seperti di novelnya, scene Palestina ini tetap ada, meski shooting-nya enggak di Palestina,” timpal Aquino.

Advertisement

Selain misi kemanusiaannya, ada satu fakta unik dari film ini. Film yang diadaptasi dari novel serupa ini mengambil latar di Jakarta dan Ternate.

Padahal di dalam novel latar aslinya adalah Jakarta dan Madura. Madura sengaja berganti Ternate dengan alasan nuansa Ternate yang dinilai lebih mendukung dan perlu untuk diangkat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif