Jatim
Kamis, 28 Januari 2016 - 07:05 WIB

INDUSTRI GULA : PTPN XI Kembangkan Tebu Rendemen Tinggi dengan Bioteknologi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani tebu (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis Indonesia)

Industri gula yang dipandegani PTPN XI akan mengembangkan varietas tebu rendemen tinggi dengan bioteknologi.

Madiunpos.com, SURABAYA — Produsen gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI tahun 2016 ini akan mengajukan sertifikasi keamanan lingkungan untuk pengembangan Produk Rekayasa Genetika (PRG) atau varietas tebu rendemen tinggi melalui bioteknologi.

Advertisement

Kepala Urusan Penelitian PTPN XI, Nurmalasari Darsono mengatakan perseroan sebenarnya telah mengembangkan tiga variestas tebu, yakni varietas tahan atau toleran kekeringan, varietas rendemen tinggi, dan varietas tahan penyakit mosaik (virus). Saat ini untuk varietas tahan kekeringan sudah memiliki sertifikasi keamanan lingkungan dan sertifikasi keamanan pangan, sedangkan untuk keamanan pakan sedang tahap proses pengajuan.

“Sedangkan varietas rendemen tinggi tahun ini kami ajukan sertifikasi kemanan lingkungan untuk diuji dan dilakukan di tiga lokasi lahan tebu,” katanya di sela-sela Sosialisasi Bioteknologi Pertanian, Rabu (27/1/2016).

Adapun rencana penerapan bioteknologi untuk varietas rendemen tinggi tersebut akan dilakukan di wilayah tengah yakni lahan Djatiroto Lumajang dan Semboro Jember, di wilayah timur yakni di Situbondo dan Banyuwangi, kemudian di wilayah barat yakni di Madiun dan Magetan.

Advertisement

Nurmalasari menambahkan, proses pengajuan sertifikasi terhadap produk  rekasaya genetika (PRG) tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Setiap varietas membutuhkan tiga sertifikasi sebelum dilepas atau dikomersilkan, di antaranya sertifikasi keamanan lingkungan yang proses pengurusan izin dan sertifikasinya butuh waktu sekitar 3 tahun, lalu sertifikasi keamanan pangan butuh waktu sekitar 1-2 tahun, dan keamanan pakan 1-2 tahun.

“Sebenarnya kalau dilihat regulasnya cukup sederhana tetapi ketika dievaluasi ternyata cukup rumit dan harus detail,” imbuhnya.

Bioteknologi
Direktur Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi (Center for Development of Advance Science and Technology/CDAST) Universitas Jember Bambang Sugiharto menjelaskan bioteknologi dalam pertanian memiliki potensi yang besar bila dikembangkan dengan serius, terutama mendapat dukungan yang lebih dari pemerintah.

Advertisement

Selama ini, lanjutnya, persilangan tanaman tebu sulit dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu terobosan PRG diyakini bakal mampu meningkatkan produksi tanaman tebu sehingga menghasilkan produksi gula tinggi alias bisa mencapai swasembada gula. “Ada PRG yang sudah dilepas PTPN XI yakni PRG yang toleran terhadap kekeringan dan potensi peningkatan produksinya bisa sekitar 10%-30%,” katanya.

Dia menambahkan, produksi gula harus lebih digenjot terlebih dahulu sebelum melakukan diversifikasi produk lain dari tebu seperti alkohol dan bioetanol, listrik bahkan serat tebunya bisa digunakan untuk bahan baku kertas. “Tebu itu tanaman yang atraktif yang bisa tumbuh di daerah tropis, dan tebu punya pertumbuhan yang cepat dibandingkan tanaman lain. Mustinya bisa lah meningkatkan produksi tebu,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif