Soloraya
Rabu, 27 Januari 2016 - 11:00 WIB

GALIAN C SUKOHARJO : Musim Hujan, Tambang Galian C Rawan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas penambang galian C. (JIBI/Solopos/Ponco Suseno)

Galian C Sukoharjo dinilai rawan longsor saat musim penghujan.

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah lokasi tambang galian C di wilayah Sukoharjo bagian selatan dinilai rawan terjadi tanah longsor. Kondisi itu harus diwaspadai para penambang maupun warga yang berdomisili di sekitar lokasi tambang galian C.

Advertisement

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, saat ditemui di komplek Kantor Setda Sukoharjo, Selasa (26/1/2016), mengatakan tebing tanah di lokasi tambang galian C rawan longsor saat terjadi hujan lebat.

Sebagian bebatuan di sekitar lokasi tanah longsor mengalami pelapukan. “Lantaran bebatuan melapuk sehingga bisa longsor setiap saat. Tak usah menunggu turun hujan, bebatuan yang lapuk bisa longsor saat ada pergerakan tanah,” kata dia.

Advertisement

Sebagian bebatuan di sekitar lokasi tanah longsor mengalami pelapukan. “Lantaran bebatuan melapuk sehingga bisa longsor setiap saat. Tak usah menunggu turun hujan, bebatuan yang lapuk bisa longsor saat ada pergerakan tanah,” kata dia.

Jumlah tambang galian C di wilayah Sukoharjo bagian selatan cukup banyak. Aktivitas penambangan tetap dilakukan kendati telah berulang kali diperingatkan instansi terkait maupun aparat kepolisian.

Kali terakhir, seorang penambang pasir, Wiji, 50, warga Dusun Tegalmulyo, Desa Puron, Kecamatan Bulu, tewas setelah terpendam material pasir pada akhir November 2015.

Advertisement

Kondisi geografis wilayah Sukoharjo bagian selatan tak berbeda jauh dengan Kabupaten Wonogiri. Sebagian daerah terdiri dari perbukitan dan tebing tanah yang rawan longsor. Sementara permukiman penduduk terletak di sekitar perbukitan atau tebing tanah tersebut.

Dalam waktu dekat, ia berencana melakukan pemetaan ulang daerah rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Jamu. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor selama musim penghujan. “Hanya tiga kecamatan di Sukoharjo yang rawan bencana tanah longsor yaitu Bulu, Weru dan Nguter,” terang Suprapto.

Lebih jauh, Suprapto menambahkan warga perlu memahami tiga gejala bencana alam tanah longsor. Tiga gejala tanah longsor tersebut meliputi kondisi pepohonan yang berada di perbukitan miring, batu kerikil berjatuhan ke bawah saat terjadi hujan dan elevasi air di sungai atau parit berkurang secara mendadak.

Advertisement

“Deteksi dini seperti gejala tanah longsor harus dipahami warga agar bisa mengevakuasi diri sendiri dan orang terdekat saat terjadi tanah longsor,” kata dia.

Di sisi lain, Camat Bulu, Sunarjo Hadi Purnomo, tak memungkiri wilayah Kecamatan Bulu termasuk daerah rawan bencana tanah longsor. Daerah rawan longsor itu terletak di wilayah perbatasan dengan Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Dia selalu berkoordinasi dengan kepala desa maupun perangkat desa untuk mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor di wilayahnya masing-masing. “Para sukarelawan bencana alam maupun perangkat desa selalu memberikan laporan terbaru ihwal lokasi rawan longsor di Kecamatan Bulu,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif