Soloraya
Selasa, 26 Januari 2016 - 23:53 WIB

KONFLIK PPP : Mudrick Siap Jadi Mediator

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suryadharma didampingi Mudrick di Solo, Minggu (14/9/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Konflik PPP membuat sesepuh PPP Solo siap menjadi mediator.

Solopos.com, SOLO–Sesepuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mudrick Sangidoe, mendesak Djan Faridz dan Romahurmuziy (Romy) segera bertemu untuk mengakhiri dualisme dalam parpol.

Advertisement

Tokoh senior partai berlambang Kabah ini mengaku gerah dengan konflik berkepanjangan di tubuh PPP. “Sepanjang sejarah partai, ini konflik paling buruk karena berlangsung berkepanjangan. Saya minta Djan dan Romy mau bertemu untuk mencari solusi islah,” ujar Mudrick di kediamannya di bilangan Kartopuran, Serengan, Selasa (26/1/2016).

Mudrick mengumpulkan belasan pengurus PPP di Soloraya untuk urun rembug mengenai nasib partai. Mudrick mengatakan PPP kubu Muktamar Jakarta (Djan Faridz) dan Muktamar Surabaya (Romy) perlu menanggalkan ego untuk kepentingan partai. Dia menyebut saat ini tidak ada yang dapat dibanggakan dari PPP.

“Mereka bilang PPP adalah rumah besar umat Islam, memang apa yang mereka perbuat untuk umat? Mengurus partai saja tidak bisa,” jelas dia.

Advertisement

Mudrick mengatakan pertemuan antarpetinggi kedua kubu penting untuk membahas model islah yang dikehendaki semua pihak. Diketahui Muktamar Islah yang ditawarkan kubu Romy masih mendapat penolakan dari Djan Faridz. Mudrick siap menjadi mediator jika diminta oleh partai.

“Meski saya termasuk anggota MPP (Majelis Pertimbangan Partai) kubu Djan Faridz, di sini kapasitas saya sebagai tokoh senior yang ikut merintis partai. Kami semua sudah gerah dengan konflik,” kata dia.

Lebih jauh Mudrick mencium potensi kaburnya sejumlah kader lantaran konflik berkepanjangan. Menurut Mudrick, sejumlah kader akar rumput jenuh karena partai tak kunjung memberi manfaat nyata bagi pembangunan dan umat.

Advertisement

“Konstituen sudah frustrasi dengan kondisi saat ini. Kalau tidak segera ada perdamaian, tinggal tunggu waktu saja bubar jalan.”

Ketua DPC PPP Sragen, Rus Utaryono, melihat konflik PPP sudah melebar dan melibatkan pemerintah. Rus mendorong kedua kubu menyelesaikan konflik sendiri tanpa cawe-cawe pihak lain. “Model islah yang tak dikenal di AD/ART partai (Muktamar Islah) mestinya juga tidak dimajukan. Ini menjadi preseden buruk bagi penyelesaian konflik di internal partai,” tuturnya.

Ketua DPD PPP Karanganyar, Romdhoni, menilai penyelenggaraan muktamar tak menjamin perdamaian. Menurut dia, yang terpenting kini adalah kesediaan Romy dan Djan untuk segera bertemu. “Kalau masih sulit ketemu, mending kedua-duanya keluar dari partai agar kader lain bisa menyelesaikan,” tukasnya.

Advertisement
Kata Kunci : Konflik Ppp Mudrick
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif