Teknologi
Selasa, 26 Januari 2016 - 13:45 WIB

FENOMENA ANTARIKSA : Planet yang Diramal Suku Maya Bakal Jadi Planet Ke-9?

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Planet Nibiru dan Bumi. (Istimewa)

Fenomena antariksa Nibiru kabarnya akan ditetapkan menjadi planet ke-9.

Solopos.com, SOLO – Para peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) mengklaim telah menemukan planet ke-9 dalam sistem tata surya. Planet ini sebelumnya tak dipercaya oleh para ilmuwan.

Advertisement

Temuan ini diumumkan dalam Astronomical Journal sebagaimana dikutip laman CNet. “Meski mula-mula kami skeptis terkait eksistensi planet seperti itu. Tapi saat kami menginvestigasi orbitnya yang berada di bagian luar tata surya, kami menjadi kian yakin bahwa ia ada di sana,” kata Profesor astronomi Caltech Konstantin Batygin Batygin, Senin (25/1/2016).

Benda astronomi itu diperkirakan memiliki massa 10 kali Bumi dan mengorbit matahari 20 kali lebih jauh dari Neptunus.
Jarak Neptunus ke Matahari sekitar 4,5 miliar kilometer. Itu berarti sekali mengorbit Matahari, planet baru tersebut membutuhkan waktu 10 ribu sampai 20 ribu tahun.

Advertisement

Benda astronomi itu diperkirakan memiliki massa 10 kali Bumi dan mengorbit matahari 20 kali lebih jauh dari Neptunus.
Jarak Neptunus ke Matahari sekitar 4,5 miliar kilometer. Itu berarti sekali mengorbit Matahari, planet baru tersebut membutuhkan waktu 10 ribu sampai 20 ribu tahun.

Masalahnya, hingga berita ini diturunkan, belum ada manusia yang benar-benar melihat langsung Planet Nine, baik melalui teleskop maupun metode lain.

Di lain pihak, NASA belum mengonfirmasi keberadaan planet tersebut. Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut menyebut “Planet Nine” sebagai “Planet X”.

Advertisement

Planet X, yang juga dikenal sebagai Nibiru atau Marduk, diyakini sebagai planet ke-10 dalam tata surya. Planet itu sempat dikaitkan dengan mitos kiamat dalam ramalan suku Maya.

Planet X konon punya jalur orbital yang membawanya mendekat ke Bumi. Hal ini bisa memicu tsunami, menyebabkan gempa, atau membangunkan gunung-gunung berapi.

Jika Nibiru terlalu dekat dengan Bumi, ia bisa saja menyeret tempat tinggal manusia mendekat ke Matahari. Planet Biru pun akan berhenti berputar.

Advertisement

Ramalan serupa ternyata juga muncul dari Tiongkok dan Sumeria. Terkait temuan tablet tanah liat yang disebut Berlin Seal. Artefak yang ditemukan di Timur Tengah tersebut bahkan memuat gambar seperti tata surya.

Astronom Percival Lowell adalah yang kali pertama memulai pencarian Planet X pada tahun 1900-an. Dia mendirikan Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, untuk memburu keberadaannya. Lowell bahkan membuat sebuah definisi tentang planet setelah Neptunus. Kalkulasinya membantu para astronom menemukan Pluto pada 1930 meski pendapatnya soal Planet X ditentang para ilmuwan.

Namun, redupnya Pluto dan tidak adanya piringan membuat gagasan Planet X mengabur. Apalagi perkiraan massa Pluto terus diperkecil sepanjang abad ke-20. Awalnya Pluto diperkirakan memiliki massa yang kurang lebih sama dengan Bumi, lalu Mars, kemudian lebih kecil lagi dan lagi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif