Soloraya
Selasa, 26 Januari 2016 - 08:30 WIB

ANTISIPASI BENCANA SOLO : Awas, 21 Kelurahan di Solo Rawan Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir di Kampung Sewu, Solo pada 2012 (JIBI/Solopos/Dok)

Antisipasi bencana Solo, ada 21 kelurahan di Solo yang rawan terendam banjir.

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 21 Kelurahan di Kota Bengawan masuk dalam zona merah rawan banjir. Dana Rp400 miliar yang bakal dikucurkan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dinilai belum mampu mengatasi banjir secara makro.

Advertisement

Pelaksana Harian (Plh) Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Yulistianto mengatakan penanganan banjir di wilayah bantaran Kali Anyar hingga pertemuan Sungai Bengawan Solo belum tersentuh dalam anggaran itu. Padahal kawasan yang dilalui aliran Kali Anyar hingga pertemuan Sungai Bengawan Solo menjadi langganan banjir tahunan. Budi mengatakan masih dibutuhkan pembangunan satu pintu air lagi di antara pertemuan Kali Anyar dengan Sungai Bengawan Solo. Pintu air ini untuk memantau ketinggian muka air, baik Sungai Bengawan Solo maupun Kali Anyar.

“Jadi ketika ketinggian air di Kali Anyar lebih rendah dibanding ketinggian air Sungai Bengawan Solo, pintu air akan kita tutup agar tidak terjadi back water,” katanya ketika dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (25/1/2016).

Namun selama ini sering terjadi back water atau air dalam kota tidak bisa dibuang ke aliran Sungai Bengawan Solo. Akibatnya aliran air meluap ke permukiman warga. Budi menyebut beberapa daerah langganan banjir ini, seperti kawasan Mipitan, Mojosongo. Budi berharap BBWSBS bisa mengucurkan anggaran untuk pembangunan pintu air tersebut. Selain pintu air, Budi juga berharap BBWSBS bisa melanjutkan proyek pembangunan parapet di bantaran Sungai Bengawan Solo dari Jurug hingga Mojosongo.

Advertisement

“Dari Jurug sampai Mojosongo itu kan belum ada parapet. Padahal di sana juga dilalui aliran Sungai Bengawan Solo,” katanya.

Selain mengandalkan kucuran anggaran dari BBWSBS untuk penanggulangan banjir di Kota Solo, Budi mengatakan Pemkot juga mengalokasikan anggaran dalam APBD untuk penanganan banjir. Namun, Budi tidak merinci lebih lanjut total anggaran untuk penanggulangan banjir tersebut. Salah satunya Pemkot mengalokasikan anggaran untuk perbaikan drainase kota. Namun yang terpenting, Budi meminta keterlibatan warga dalam membersihkan selokan di lingkungan masing-masing. Langkah ini dinilai penting agar tidak terjadi banjir akibat saluran air yang mampat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo Gatot Sutanto memetakan 21 kelurahan yang tersebar di Kota Solo masuk daerah rawan bencana banjir. 21 Kelurahan ini merupakan daerah aliran sungai melintas di Solo.

Advertisement

“Wilayah utara ada Kali Pepe dan Kali Anyar, sedangkan di selatan ada Kali Jenes dan Kali Premulung. Di wilayah timur Sungai Bengawan Solo,” katanya.

Untuk persiapan penanggulangan banjir, Gatot mengatakan telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU), BBWSBS mengecek kondisi pompa air. Tak hanya itu mengecek talut dan pintu air. Saat ini, BPBD memiliki tiga pompa air portabel. Gatot mengatakan BPBD juga mengerahkan komunitas sukarelawan bersama anggota Linmas untuk mengantisipasi banjir.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif