Soloraya
Senin, 25 Januari 2016 - 22:54 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO : Pelaksana Tol Soker Hentikan Pembangunan Di Ngesrep, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan tol Solo-Kertosono (JIBI/Solopos/Dok.)

Tol Solo Kertosono, pihak kontraktor menghentikan pengerjaaan jalan tol di wilayah Ngesrep karena kompensasi belum disepakati.

Solopos.com, BOYOLALI–Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker) di Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali dihentikan sementara. Hal itu terjadi karena warga belum menerima kompensasi gangguan pembangunan jalan tol.

Advertisement

Salah seorang warga Maruji, mengatakan ada sekitar sepuluh rumah milik warga yang terkena dampak pembangunan jalan tol Soker. Semua rumah tersebut sudah diratakan semua setelah warga dengan kontraktor pelaksana menyetujui besaran nilai ganti rugi.

“Proses merobohkan bangunan rumah berlangsung sekitar dua pekan dimulai sejak awal Januari,” kata Maruji saat ditemui Solopos.com di Kantor Desa Ngesrep, Senin (25/1/2016).

Maruji mengatakan pembangunan jalan tol Soker dihentikan sementara karena pelaksana pembangunan belum membayar kompensasi gangguan kepada warga. Kompensasi gangguan itu seperti debu, bising, dan kerusakan bangunan rumah apabila terkena getaran pengeboran jalan tol.

Advertisement

“Kami khawatir jika jalan tol selesai dibangun warga yang tinggal disekitar jalan tol terganggu dengan suara bising kendaraan yang melintas dijalan,” kata dia.

Disinggung mengenai besaran ganti rugi, dia mengaku diserahkan sepenuhnya ke pelaksana. Kalau besaran nilai kompensasi ditentukan warga dikhawatirkan justru membebani pelaksana.

Senada diungkapkan warga lainnya, Suraji, Menurut dia, sebagai warga hanya menuntut kejalasan soal kompensasi gangguan dampak pembangunan jalan tol. Kompensasi itu sangat penting bagi warga karena banyak warga yang memiliki anak kecil.

Advertisement

Dimintai konfirmasi, Kepala Satuan Kerja (Satker) Tol Soker, Aidil Fiqri, mengatakan ganti rugi itu tidak harus dalam bentuk uang. Sebagai besar pemerintah hanya memiliki anggaran sedikit untuk ganti rugi.

“Ganti rugi seolah sudah menjadi kebiasaan warga terutama warga yang terkena dampak jalan tol. Kami tidak ingin ada kesan pembangunan jalan tol berdampak negatif bagi warga. Proyek ini dibangun untuk kemajuan bangsa bukan pribadi,” kata dia.

Ia mengaku belum mengetahui penyebab dihentikannya pembangunan jalan tol di Ngasrep. Informasi terakhir pembangunan jalan tol itu berhenti sementara akibat satu orang warga belum sepakat soal besaran nilai ganti rugi.

“Kami akan mencari jalan tengah agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan dan pembangunan jalan tol bisa terus jalan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif