Soloraya
Senin, 25 Januari 2016 - 11:15 WIB

PENYAKIT BERBAHAYA : Belum Terdaftar BPJS, Bayi Boyolali Penderita Hydrocephalus Kesulitan Berobat

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bidan Desa Kedungmulyo Kecamatan Kemusu, Febrilia Anggarani, saat mengunjungi bayi penderita hydrocephalus, Siti Aisyah, warga Dukuh Kedungmulyo RT 003/RW 004, Desa Kedungmulyo, Kecamatan Kemusu, Boyolali, pekan lalu. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Penyakit berbahaya yakni hydrocephalus menyerang seorang bayi asal Kemusu, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Bayi berusia 1,5 tahun, Siti Aisyah, hanya bisa terbaring dalam ayunan lantaran menderita hydrocephalus. Sejak umur satu bulan, bayi asal Dukuh Kedungmulyo RT 003/RW 004, Desa Kedungmulyo, Kecamatan Kemusu, Boyolali, itu divonis mengidap penyakit yang ditandai lingkar kepala membesar itu.

Advertisement

Menurut informasi dari Bidan Desa Kedungmulyo, Febrilia Anggarani, putri pasangan Jumar, 50, dan Narti, 37, itu terdeteksi menderita hidrosefalus sejak usia satu bulan. Saat itu, lingkar kepala Siti mengalami pertumbuhan kurang wajar.

“Ya, saat itu lingkar kepalanya lebih besar 1 sentimeter dibandingkan ukuran lingkar kepala bayi normal seusianya,” kata Febrilia, pekan lalu. Setelah usia satu bulan itu lingkar kepala terus membesar hingga saat ini mencapai 67 sentimeter.

Dengan kondisi tersebut, hanya si ibu yang berani menggendong Siti. Ayahnya, Jumar, bahkan tak berani menggendong sekalipun Siti menangis. Jika Siti menangis saat ditinggal ibunya, Jumar akan mengayun-ayun tempat tidur Siti.

Advertisement

Jumar mengaku kesulitan untuk membiayai pengobatan Siti. Dia pernah mengupayakan untuk dibawa ke rumah sakit tetapi ujung-ujungnya dokter menyarankan untuk dirujuk ke RSUD dr. Moewardi Solo.

“Hla kalau sampai ke Jebres [RS Moewardi] pasti biayanya sangat besar. Saya belum punya uang untuk biaya pengobatan apalagi kalau sampai harus operasi,” kata Jumar, yang hanya bekerja sebagai buruh dan tukang kayu.

Febrilia terus memotivasi Jumar dan istrinya agar Siti bisa segera didaftarkan menjadi peserta Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS). Jumar menemui kendala administrasi sehingga sampai saat ini Siti belum bisa mengakses jaminan kesehatan dari pemerintah.

Advertisement

Baginya, untuk mengurus administrasi jaminan kesehatan juga butuh biaya yang tidak sedikit apalagi jarak rumahnya sangat jauh dari pusat pemerintah kecamatan dan kabupaten.

Menurut Febrilia, salah satu solusi bagi penyakit Siti adalah operasi. Namun, untuk operasi hydrocephalus harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis. “Memang semestinya harus segera ada penanganan. Kemungkinan kondisi Siti akan jauh lebih baik kalau dioperasi,” kata dia.

Petugas Gizi Puskesmas II Kemusu, Giyarti Sri Rahayu, mengatakan sejak 3 bulan terakhir Siti selalu mendapatkan program makanan tambahan (PMT) untuk perbaikan gizi. “Kami selalu pantau perkembangannya rutin setiap satu atau dua pekan sekali,” imbuh Giyarti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif